Aku hanya terpaku menatap sosok yang berdiri menjulang di depanku saat ini. Tak menyangka jika orang yang baru saja kami bicarakan sudah berdiri di depan pintu menatapku tanpa kedip. Tubuhku tegang, tak mampu kugerakkan. Sosok yang menatapku dalam, juga sama. Kami hanya saling berpandangan kurang lebih lima menit. Tatapan yang sulit kuartikan dari tubuh jangkung di hadapanku saat ini membuatku tak tahu harus berbuat apa. Bernapas pun rasanya sulit. Aku sendiri bingung mengapa sikapku harus seperti ini. Aku tidak sedang melakukan kesalahan padanya namun, mengapa aku seolah merasa tertangkap basah?
"Hallo…, Sandri…" Ferdy mengayunkan tangannya di depan wajahku. Aku tersentak mendengar suaranya. Mataku mengerjap, memandangnya sebentar untuk meyakinkan diriku kalau yang berada dihadapanku saat ini benar Ferdy.
"Ehh…?" Hanya kalimat itu yang mampu kuucapkan. Bibirku masih belum bisa kubuka dengan lebar. Kata-kata yang biasa sangat mudah kuucapkan seolah kukuh bertahan di tenggorokan.