"Aku serius Naya, kau begitu cantik sekarang," Putra masih terus memujinya.
"Ah sudahlah, cukup basa basinya, ayo kita cari tempat makan. Aku sudah lapar," Naya merangkul lengan Putra. Sesaat wajah Putra nampak sedikit memerah.
Hmm, saat itu Naya sukses membuatku berdebar dan hampir berhenti bernafas mengagumi kecantikannya. Naya bagai bidadari, kecantikannya sungguh menawan. Mengikat perhatian dan hati pria yang melihatnya.
Naya sangat unik, saat itu dia mengajakku makan sate dan dia memilih tempat makan di pedagang tenda yang biasanya buka di daerah tidak jauh dari jalan raya. Naya begitu cuek makan di tempat sederhana. Dia tidak merasa malu dan sangat menikmati makannya. Dulu hal biasa gadis seperti Naya makan di tempat sederhana seperti itu tapi ternyata kebiasaannya itu tidak berubah. Naya masih menyukai tempat sederhana, bagi Naya yang terpenting adalah rasa dari makan tersebut bukan dari mana makanan tersebut di masak.