"Berlututlah, dan minta maaf padaku."
Sial! Berani-beraninya dia meminta hal tersebut kepadaku? Brengsek, gadis ini sengaja ingin membuat masalah denganku. Aku tidak bisa tinggal diam. Harga diriku diremehkan. Wajah Fisa memerah menahan marah, bagai gunung berapi yang siap menumpahkan lahar panasnya karena marah.
"Brengsek! Aku tidak sudi berlutut untukmu. Kau sungguh menghinaku."
"Aku memang sengaja. Gadis sepertimu tidak pantas berada di tempat seperti ini."
"Kau yang tidak pantas!"
Fisa sudah melangkah dan menjambak rambut gadis di hadapannya. Urat-urat di tangan Fisa menyembul ke permukaan. Tatapannya tajam. Semua otot dalam tubuhnya menegang. Gadis tersebut tidak mau kalah, dia juga menarik rambut Fisa dengan kuat. Keributan terjadi hingga mengundang perhatian dari pengunjung lain.
"Hentikan!"