Telepon berdering, menyadarkan Teja dari lamunannya akan masa lalu. Panggilan interkom dari sekretarisnya.
"Ada apa?" Jawab Teja saat mengangkat telepon.
"Tuan Muda Abimanyu datang berkunjung."
"Suruh dia masuk."
"Baik, Ketua."
Beberapa saat kemudian Abimanyu masuk ke ruang kantor Kakeknya. Teja segera tersenyum, ia tidak ingin Abimanyu khawatir jika melihatnya sedang bersedih. Teja menyambut cucu kesayangannya.
"Kakek, senang kamu datang. Duduklah."
Kakek Teja mengarahkan Abimanyu untuk duduk bersamanya di ruang tamu, sudut lain dari ruang kerja Teja. Mereka duduk berhadapan. Teja penasaran, tidak biasanya Abimanyu datang dengan sukarela tanpa dia minta.
"Ada apa?" tanya Teja.
"Bukan masalah besar, aku hanya ingin menyampaikan sesuatu kepada Kakek"
"Hmm, katakan."
"Mengenai proyek dari perusahaan Kakek, aku harap kakek bisa berlaku adil."
Teja mengangkat sebelah alisnya, sedikit terkejut dengan ucapan Abimanyu, lalu tersenyum tipis.