LCD 87
Abi berdiri mematung di balik jendela departemen ICU, pandangannya tidak beralih dari bed tuan Luwin terbaring.
Dokter nampak mendekatinya kembali, melakukan beberapa tindakan medis lagi. Tidak lama kemudian tirai penyekat ruangan di tutup, Abi tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi di dalam. Abi semakin cemas, ingin rasanya dia menghubungi Naya untuk memberitahukan keadaan papanya. Namun, itu tidak mungkin ia lakukan, yang ada Naya nanti salah paham dan semakin membencinya. Orang yang terakhir bersama papanya adalah dirinya. Abi tidak ingin Naya semakin membencinya.
Abi duduk di kursi tunggu luar departemen ICU, ia nampak gelisah memikirkan keadaan tuan Luwin. Abi teringat keadaan tuan Luwin sebelum ia memanggil perawat. Tuan Luwin menggerakkan jari tangannya dan air matanya keluar? Ah, apa yang coba beliau tunjukkan kepadaku? Apakah beliau menyesali perbuatannya? Pikir Abi.