Naya memegang punggung dan lengan kakek itu. Sang kakek terkejut saat merasa punggungnya ada yang menyentuh. Ia membuka matanya yang tadi terpejam, lalu berusaha menyembunyikan rasa sakitnya.
"Kakek kenapa? Kesakitan ya? Kakek mau kemana? Biar saya bantu, hati-hati Kek. Mari duduk dulu." Naya membimbing kakek tersebut untuk duduk di bangku yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Naya menganjurkan sang kakek untuk mengatur pernafasan, melakukan respirasi dengan benar agar tubuh lebih rileks.
Itu cara yang sering Naya lakukan saat dirinya sedang gugup. Akhir-akhir ini hal tersebut selalu Naya lakukan sebelum melakukan pemotretan.
"Kakek mau kemana? Apa Kakek datang seorang diri? Apa tidak ada yang mengantar Kakek?" Naya bertanya aaat kakek merasa lebih tenan. Naya lalu melihat ke sekeliling mencoba mencari seseorang yang mungkin mengenal si kakek. Tapi tidak ada seorang pun yang terlihat di sekitarnya.
Sang kakek mulai mengatur nafasnya dan perlahan menurunkan tangannya.