Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Keperawanan Sisi

🇮🇩AlexStine
--
chs / week
--
NOT RATINGS
16k
Views
Synopsis
perkelahian membuat lelaki itu pergi perasaan gusar bercampur senang melihat wanita yang di tolongnya tidak terluka, diruangan itu aku di rawatnya membersihkan bekas sayatan lumayan dalam mengiris daging di tangan kiriku, aku menatapnya saat ia membersihkan lukaku, raut wajahnya senang akan hadirku di sisinya,senyum indahnya  bersemi membuatku berperasaan tidak menentu, pandanganku tertuju pada dirinya seolah menantangku melakukanya, aku pegang tanganya ia hanya terdiam dan ia hanya sedikit bicara, lakukanlah jika itu maumu,tanpa bertanya lagi aku segera menindih tubuhnya, ciuman hangat mendarat di pipi dan bibirnya, tatapanya membuatku sangat bernafsu ku coba melepaskan pakainya satu persatu hingga sampai yang tertinggal hanya pakaian dalam saja, dia masih tersenyum aku menikmati senyumanya dan sangat merasa tertantang, aku lepaskan pakaianku seluruhnya hingga tanpa ada satupun yang melekat di tubuhku, ku buka pakaian dalamnya dan ku coba melakuakanya hingga sampai dia menikmatinya dengan rintih kasih sayang di tubuhku, lama aku melakukan denganya dan usai sudah semua kenikmatan itu terjadi.
VIEW MORE

Chapter 1 - jajan

nama gue Ben, untuk sekarang umur gue 27 tahun. orang banyak menyebut gue dengan sebutan Bang Ben karna itu memang nama familyar gue sebagai penjahat kelamin, gue mengarungi masa masa percintaan yang lumayan sulit dan memang sebelumnya gue cuma orang biasa yang tidak' tau apa-apa,gue merantau saat itu di tahun 2013 di jakarta, dan gue sendiri berasal dari kampung di sumatra

pendidikan gue memang hanya sebatas tingkat pelajar SMA, tapi wajah gue memang ganteng bisa di katakan baby face kalo yang ngliat gue.

si.. panggilan dia, nama lengkap dia sisi rahma sari, gue jatuh cinta banget sama itu cewek, karena dia juga seorang perantauan sama kayak gue, dia berasal dari jogjakarta untuk wajahnya, wah, ! gak bisa gue bayangin betapa cantiknya sisi, lelaki mana yang ga' mau banget sama dia dan gue yang biasa aja menurut gue harus bisa dapetinya.

dan mungkin cerita ini lumayan panjang gue ceritain, intinya dalam cerita ini gue seorang pria kampung yang ingin sukses merantau ke jakarta

sisi seorang cewek cantik berasal dari jogja yang ingin sukses, keduanya sama-sama bertemu tanpa sengaja, dan mereka terlibat cinta segi 5 yang membingungkan, pada dasarnya mereka berbeda agama, namun cinta membuat mereka tak terpisahkan.

oOo

PART.1 JAJAN

Di sudut jalan penuh sesak manusia berjalan di Siang itu, ku genggam sebuah handphone di tanganku membalas pesan demi pesan kepada mereka yang membutuhkan jasaku.

Cha.. itu temanku, ocha delinda nama lengkapnya, ocha adalah sahabat yang ku kenal karna pekerjaanya tidak layak semestinya sebagai seorang wanita, aku langkahkan kakiku bersama dia menuju sebuah tempat yang tidak asing di kotaku bandar lampung, dari kejauhan terlihat seorang lelaki yang sedang berdiri di sudut jalan memainkan handphone, Aku berjalan bersama ocha menemuinya lalu aku tinggalkan ocha bersama lelaki itu dan mengajaknya pergi, berjalan aku ke sebuah kedai kopi menunggu ocha selesai dengan pekerjaanya, di kedai kopi itu seorang wanita dengan pandangan raut wajah yang murung menatap ke bawah. "aku berfikir kenapa wanita ini? Aku beranikan diri menyapa duduk di sampingnya.

Hey mba'..

sapa diriku menyapanya, sangat santai dia menoleh bersama kacamata tembus pandang dan berkata.

Hey..

Jawabnya sedikit tersenyum,raut wajahnya seperti penuh beban, seakan-akan ia sedang tertimpa musibah, pandanganya menyipit ketika melihat tampangku yang sedikit urakan, bagaimana tidak, kakiku beralaskan sepatu boot kickers berwarna coklat pasta, jeans biru yang ku kenakan sobek di tengah dengkul, jaket casual kulit hitam bergaya rock n rool, melekat di tubuhku, ia memeperhatikanku dari ujung kaki hingga mencapai ujung rambutku, aku mengamatinya juga yang lumayan cantik menurutku, dia fikir pasti aku salah satu orang yang tidak benar baginya.

"Udah lama di sini mba'?

Tanyaku membelai rambutku yang sedikit kontras, ala guitaris band 30 second to mars.

"Iya udah lama nih..

Jawabnya tersenyum tipis, seakan tidak peduli mengacuhkanku, pikirku pasti dia sedang banyak masalah. aku mencoba ingin tahu, dengan mempelajari wajahnya, yang memang dia pertama kalinya melihatku.

"Maaf kita kenalan dulu ya..

bicaraku menyodorkan tanganku, sedikit kaget ia melihat tanganku di depan wajahnya tertunduk gelisah, perlahan ia segera menangkap tanganku. "Tap" suara genggaman tangan.

Ben. kataku tersenyum.

vani. kata dia menyebutkan namanya.

Seketika itu kami melepaskan genggaman lalu Hening tanpa suara, sedikit canggung, aku menyandarkan tubuhku di sisi kursi yang aku duduki.

"Hee.. maaf sepertinya mba' lagi ada masalah ya? tanyaku tersenyum curiga,ia menoleh kembali. tersenyum kepadaku.

Em.. Engga'juga sih.. panggil vani aja ya Ben.. hee.. kata vani, balas menjawab.

Hee.. iya.. kataku, seakan tahu apa yang sedang di rasakanya. "Tinggal di mana lo van?tanyaku, kembali.

'Di.. em.. ah. udah ya.. tanya yang lain aja Ben.. jawab vani meracau, serasa terganggu aku bertanya kepadanya.

"Ok. deh van.. Eh ngomong-ngomong nama kita hampir sama ya Beni-vani he he.. bicaraku menghiburnya, tersenyum dan berfikir semoga saja tahu magsudku.

"Hee.. iya juga ya Ben.. lo tinggal di mana Ben? Tanya vani, mulai terbiasa.

"Gue deket qo'dari sini.. lo kost ya?

Tanyaku mengamatinya.

"qo' tau kalo gue kost?.. jawabnya menyipit curiga.

"Hee nebak aja gue van.. eh iya.. lo lagi nunggu siapa van? tanyaku kembali mulai terasa nyaman denganya.

"Hee.. nunggu tamu yang mau ngajak gue.singkat ia menjawab, dan itu adalah kode keras untuku.

"O.. gitu.. lo mau gue cariin tamu gak.. jawabku seakan memang sudah tau.

"Hee kalo ada ya mau gak papa.. lagi butuh uang juga gue buat bayar kosan. jawabnya merasa senang mendengar aku bicara seperti itu.

" Yaudah".. "tunggu gue seleksi dulu dari HP gue ya..

iya.. jawab vani merasa sangat senang,

segera aku memainkan handphoneku melihat chat para tamu yang ingin menikmati malam bersama seorang wanita, aku seleksi bayaranya yang ku anggap paling tinggi, dan akhirnya aku medapatkanya, seorang tamu yang ku kenal ternyata memang dia sedang berada di dekat daerah itu, aku memintanya menemui kami, dengan menunggu aku dan vani mengobrol kembali.

"Gini van," nih gue ada tamu.. lumayanlah buat lo bayar kosan, tapi lo nginep sama dia ya?

" Gimana?

"yaudah berapa bayarannya..

tanya vani dengan wajah yang senang, seakan penuh harap.

700 ribu. "Buat gue 200 gimana?

Kataku, meyakinkannya.

yah pas dong, cuma buat bayar kosan gue aja.. jawab vani lesu mendengarnya.

Hem.. "ok.. "ok.. gue mau nolong lo.. "Gini aja, sangat serius aku bicara di sampingnya. "bagian gue cepek aja gak papa, nah sisanya bisa buat kebutuhan lo di kosan. ".Gimana?

Imbuh diriku meyakinkanya.

"Hee.. iya. "Gue setuju. "makasih Banget Ben.. lo baek banget ya hehe.. "Eh iya.. "Gue pake make up dulu ya?.. Jawab vani sangat senang mendengarnya. segera ia mengeluarkan, make-up dari tas kulit berwarna merah yang berada di sampingnya. aku menjawab, "udah ini kan memang pekerjaan gue van.

Kataku, vani segera merapikan rambutnya memakai sisir yang sering ia gunakan, polesan bedak merata di wajahnya, yang membuatku tercengang melihat wajahnya lebih segar, pikirku andaikan saja dia wanita baik-baik pasti gue jadiin istri ini vani, namun sayang." Hem..

"Dering telfon berbunyi, lelaki itu ternyata sudah berada di seberang jalan, tempat di mana aku meminum kopi dengan vani, aku mengantarkanya bersama sang lelaki,lalu ia pergi dengan roda empat, kembali aku ke kedai kopi menunggu ocha yang sedang bermain, aku berfikir dalam lamunanku, sungguh sangat sayang mereka bekerja seperti itu ocha-vani.

"16:30. handphonku kembali berbunyi.

"Di mana Ben?sura ocha bertanya.

"Di tempat tadi cha.. lo di mana?

tanyaku lalu berdiri.

" Gue dah slesai nih.. "Jemput gue ya?..

pintanya.

"O.. " Yaudah".. 'Tunggu"..

jawabku mematikan handphone.

Berjalan aku menuju motor besarku, segera aku menjemput ocha di tempat biasa dia bermain. "Setengah jam berlalu aku sudah di depan hotel itu, ocha berada di antara mereka para manusia yang sedang berkerumun bersama kegiatanya. di depan hotel itu, Aku berhenti tepat di depanya, dan segera ia menaiki motorku. aku lajukan motor berjalan pergi dari kerumunan mereka. di tengah perjalanan aku berkata.

"Mau kemana kita " Cha?..

tanyaku sedang menyetir motor.

"Terserah deh Ben.. jawab ocha yang sedang memeluk.

"qo'.. " Tiba-tiba gue jadi kepengen ya cha..! ucapku seperti biasa, memancingnya.

"Ha ha ha ha.. " Kepengen terus lo mah tiap hari.. hu.. (negulin kepalaku)

tutur ocha, merasa senang.

"ha ha ha.. "Maen bentar yu' cha ke kosan aja.. pintaku.

" Ugh.. capek gini geh.. baru aja gue dapet tamu, ini maen lagi ma lo..

keluh ocha mengatakan dan sebenarnya hanyalah alibinya.

"Yah.. " Udah sih cha.. "Yah. "Yah. Yah..

pinyaku sedikit merengek, masih mengendarai motor.

"Hem.. elo ya gak puas-puas.. " baru semalem gue kasih, ini Minta lagi.. hem.. "Yaudah deh,Tapi pake pengaman ya takut meleset. he he.. kata ocha yang membuatku sangat senang, terasa adrenalinku terpacu keluar, rasa bergetar di tubuh ini menahan hasrat yang tak terbendung ingin segera melakukanya. namun aku mencoba membiasakan lebih rilex berkata.

" Hehe.. "Ok. tapi jangan pake pengaman sih cha.. "Gak enak tau rasanya..

kataku meminta.

"Halah".. Gak mau yasudah kita balik lagi aja ke tempat tadi cari tamu..

tegas ocha mengatakan.

" Ha ha ha ha ha.. "Ok. "Ok.. kataku senang.

"Setelah sampai kami berada di kosan ocha.." Segera kami masuk, hdan menutup pintu Rapat-Rapat. Ocha segera mandi membersihkan dirinya,

"Dan yang aku lakukan hanya membuka sedikit pakaianku hanya mengenakan Boxer saja. " 10 menit ia keluar dari kamar mandi itu, aku pandangi tubuhnya yang bagus, tinggi langsing berdada besar,bak bintang JAV. "Karna memang ia sangat cantik menurutku, Segera ocha duduk di sampingku, aku peluk tubuhnya, ku rebahkan, hingga kepalanya menyentuh bantal besar itu memandangku, pandangan yang penuh arti menurutku, Dalam hati aku hanya berkata. " Sayang banget ocha ini, cantik putih kenapa jadi kayak gini nasibnya, hem.. "Tapi sudahlah"

"Mulai aku tidak mempedulikan kata hatiku, karna terbawa oleh nafsu yang memburuku, Aku buka handuk basah yang masih melekat di tubuhnya Dan.

[SENSOR]

" SETELAH SLESAI "

aku terlentang berdua denganya menatap langit-langit ruangan dan berkata. "Fiuh.. capek juga ya cha.. " Dari semlem kita kayak gini.. hee..

"He he.." Masih sanggup gak lo Ben?..

tanya ocha di samping memeluku menatapku.

"He he.. " Entar".. "Masih kayaknya he he.. jawabku mengamati pipinya yang ranum.

"Ha ha ha..! " Kayak kuat aja lo Ben-Ben

"Huu.. canda ocha dan menelentangkan tubuhnya.

" Ha ha ha ha ha.. "Tenang aja.. pasti nanti gue lanjut lagi nih cha.. jawabku merasa tertantang.

"He he he.. " yaudah" lanjut geh Ben.. "lama bener dari tadi Hoax ajah.. ha ha.. ejek ocha sepertinya aku membuat ketagihan.

"Nah nantangin gue ya lo.. beranjak aku segera menindihnya kembali dia hanya tertawa-tawa saja. "Kembali aku melakukanya lagi hingga sampai beberapa kali, hingga malam hari.

"jam 9 malam kami keluar untuk sekedar mencari makanan. terdapat Nasi dengan lauk ayam yang sudah di sediakan di meja, segera kami menyantap makanan itu. "Aku berfikir sampai kapan aku menjadi seperti ini, kadang aku ingin berubah menjadi manusia yang baik.

"kring.. deru hanphoneku berbunyi, yang sedari tadi ku letakkan di meja makan. aku lihat di layar LCD ternyata panggilan sesorang yang aku kenal, serasa malas segera aku mengambilnya.

"Hallo.. jawabku sangat santai dengan suara serak-serak basahku. ocha melihatku, menarik alisnya, mengkodekan bertanya, aku balas menatapnya, dan kembali ia meneruskan menyantap makananya.

"Hallo, Ben. "Lo di mana?.. suara seorang lelaki penuh semangat menanyaiku, yang tak lain adalah REY.

"Gue lagi makan nih di luar, kenapa rey?tanyaku heran dengan nada bicaranya yang tak biasa.

"Aih. "Bego'Bener lo itu, malem ini kan latihan tolol. kata rey yang sangat biasa terhadapku, sontak membuatku tertawa mendengarnya.

"Ha ha ha ha.. "Haduh".. "Sorry beneran gue lupa rey.. "Lo di mana sekarang?

tanyaku,bernada lemah. ocha mendongakan pandanganya dan hanya tersenyum melihat tawaku.

"Lo kesini sekarang, di Studio SR. jangan pacaran terus lo. "Buruan ye.. pinta rey memaksa.

"Ok. 15 menit gue dah di lokasi..

jawabku, seakan tidak ada masalah.

"Tut.. "Tut.. "Tut.. (jaringan terputus)

"aku letakan smartphone yang ku genggam di atas meja, ocha mulai bertanya, yang ia telah selesai menyantap makananya.

"Siapa Ben?.. tanya ocha sedikit curiga.

ia meletakan kedua sikut tanganya di meja, hanya tersenyu-senyum di depanku.

"Itu cha. "Si rey.. "Gue lupa malem ini latihan, "kita kesana yuk?

jawabku meyakinkanya.

"Kesana mana Ben?.. tanya ocha penasaran.

"Ke studio cha.. "lo ikut ya?.. "Dari pada lo di kosan aja, kan gak enak gak ada gue.. "Hehehe. "candaku di depan ocha, hingga sampai posisi tubuhku tegap memegangi perutku, menahan tawa. seakan-akan kode keras bagi ocha aku mengatakan itu. sorot mata membelalak. pikirnya pasti aku bodoh mengatakan itu, dan mungkin tidak.

"Gila lo Ben.. "lemesan aja sok-sok an lo.. "Ha ha ha ha.. berobat sih Ben, biar strong.. ledek ocha mengatakan itu, ia hanya tertawa menutupi bibir mungil dengan tangan kananya, matanya menyipit. "Bagiku itu adalah cambuk keras karna aku adalah tipe orang yang kalah di ranjang.

"Ye.. enak aja lo..! "ntar gue jadi tambah perkasa melambaikan tangan pasti lo.. ha ha ha ha..!

Bantahku, bercanda di depanya, dan memang sangat biasa kami berdua seperti itu, bagaimana tidak, kami biasa tidur bersama, meski rumahku tidak jauh dari darinya.

"Yaudah berangkat yuk.. "udah jamuran pasti tuh mereka nunggu kita. "Sekalian gue pengen liat expresi mimik mereka, ngeliat gue telat. ha ha ha ha.. ajaku, masih bercanda di depan ocha.

"Ok. deh Ben.. "kita cus..! jawab ocha. "segera kami berdua berdiri, aku mendekati pemilik lapak, dan membayar tagihan yang kami makan. setelah semua sudah aku membayarnya, berjalan kembali aku mendekati ocha yang sudah siap di depan motor besarku. "Aku segera menaiki motorku begitu pun ocha.

"Pegangan cha. pintaku menggeber-geber motorku, ocha serasa takut segera ia memeluk pinggangku, meletakkan dagunya di bahuku.

"Dengerin cha. "lo nikmatin aja sensasi kekuatan motor super gue 3000cc yang menggemparkan dunia.. "ha ha ha ha..!candaku di depanya, padahal motorku hanya berkapasitas 150cc.

"UGH.. (nengulin kepalaku) "banyak ngayal lo. "udah cepetan kita berangkat.

pinta ocha. aku hanya tertawa, "segera aku melajukan motorku, begitu sampai di studio dan sudah aku memarkirkan motor, aku tidak melihat mereka, aku hanya melihat john yang berada di depan pintu rumahnya, dan memang dia adalah sang pemilik studio, bagiku adalah mimpi buruk bertemu denganya, dia sangat aneh bisa di kategorikan manusia setengah gila.

"Eh.. kak Ben.. sapa john sebelum aku bertanya. ia berambut gondrong di atas bahu, berkulit putih, wajahnya tirus dan bersih, memakai kaos hitam bergambar rollingstone, bercelana panjang robek di dengkul.

Mereka di mana john? tanyaku.

tuh di dalem, masuk aja lo. sorot matanya john sekilas memandang ocha di sampingku, tersenyum padanya, john lalu berkata.

"Eh kak Ben, ampelaknya sisahin buat gue ya.. he he he.

ingin rasanya aku tertawa namun aku tahan, arti kata ampelak bagi john adalah alat kelamin wanita, yang tak lain adalah Vagina.

"Ah. jembut lo. "udahlah.. gue masuk dulu.. gila lo.. Bantahku sambil tersenyum mengatakan. john hanya tertawa. "cepat aku meninggalkan john, memasuki pintu studio. ocha hanya melihatku dan tersenyum di sampingku, pikir dia pastinya sedikit mengerti dengan bahasa seperti itu.

"ckreek.. "ngeeeek.. (suara pintu studio yang aku buka)

"Aku dan ocha memasuki ruangan ber AC, yang tak lain adalah ruangan studio yang cukup nyaman, satu persatu ke Empat temanku memperhatikan kedatangan kami, ocha memang belum mengenal mereka, namun cukup lama aku menggenal ocha, Segera tanpa basa-basi aku berdiri di hadapan mic untuk memainkan suaraku, mereka pun sama tanpa berkomentar sedikit pun karna aku membawa ocha bersamaku, pikir mereka pastinya mereka malu ngedumel di depan ocha yang belum mereka kenal.

"jreng.. "suara guitar elektrik rey memainkanya. di sambut dengan yang lain pun ikut mengiringi tempo dari lagu yang akan ku nyanyikan, lengkap sudah intro dari cort lagu itu yang tak lain adalah lagu dari miliknya changcuters Racun dunia.

"Racun.. "Racun.. lirik lagu changcuter aku mulai bernyanyi dengan gayaku, gaya yang berbeda dari vocalis sebenarnya, dan yang pasti itu adalah gayaku sendiri ala  rock n roll. ocha hanya melihatku tersenyum senyum, memperhatikan tingkah kami yang serasa sudah berada di depan panggung, kami merasa senang dan gembira, dan konyol bagi yang tidak biasa dengan tingkah kami.

"Setelah lama aku bernyanyi, dan pastinya sungguh sangat lelah berkali-kali mengulang bernyanyi. di balik dinding kaca, john mengisyaratkan bahwa waktu kami latihan sudah habis. kami sudahi permainan dan segera bersiap-siap keluar dari studio, senang rasanya bisa memiliki partner seperti mereka permainanya sangat rapih dan mereka adalah, rey, andrew riki, feron, dan gue Ben.