Usai maghrib, Hanan dan para tetua kembali ke villa. Mereka membawa pulang banyak makanan untuk makan malam. Setelah makan malam, mereka shalat berjamaah lalu kembali ke ruang tengah. Sedangkan aku memilih ke kamar untuk shalat isya karena tidak ikut shalat berjamaah.
Kebiasaanku terjangkit lagi, bahkan jarum jam belum menyentuh angka 9 tapi mataku sudah tidak bersahabat.
Kantuk yang tidak tertahankan menyerang secara tiba-tiba. Aku merebahkan diri di atas tempat tidur dan tenggelam dalam selimut.
Sebelumnya, Ryan sudah mengingatkan agar aku tidak melakukannya, tapi itu bukan kebiasaan yang mudah diubah. Dia juga sangat khatam dengan kebiasaanku yang tidak bisa dicegah ini.
Tiba-tiba, Bella datang mengejutkanku. Ah, baru pukul 11 pm dan belum genap dua jam aku tertidur. Waktu tidurku yang berharga terganggu, aku ingin marah tapi tidak bisa mengatakan apapun.
Meskipun dia datang terlalu cepat dan membangunkan pada waktu yang tidak tepat.
"Jom turun, everyone is gathering for movie in the living room", ucapnya sambil menarik tanganku pelan.
"Duluan aja, give me 30 minutes more for sleeping", ucapku sambil menyetel alarm di handphone dengan kesadaran yang belum sepenuhnya utuh.
Dia menuruti permintaanku, dan aku melanjutkan tidur. Rasanya belum 30 menit waktu berlalu, tapi bunyi alarm berisik sekali.
Aku meraih handphone dan menggeser layar "dismiss" untuk mematikan alarm yang terus berbunyi sejak tiga menit yang lalu. Aku melirik jam digital di handphone yang sudah menunjukkan pukul 11.33 pm.
Aku pergi ke ruang tengah setelah mencuci muka untuk menghilangkan rasa kantuk yang enggan sirna. Semua orang berkumpul di sana untuk menonton film. Adegan lucu membuat mereka terus tertawa sampai tidak menyadari kehadiranku.
Mereka terlihat sangat bahagia dan tidak menanggung beban apapun pada saat seperti ini.
"Did you sleep well ?", tanya Hanan.
Aku tidak merespon ucapannya karena masih mengantuk. Aku juga kesal karena terpaksa bangun tengah malam untuk ulang tahunnya. Aku memanggil Bella yang masih tertawa dan mengisyaratkan sudah waktunya untuk final-touch dan finishing karena sudah pukul 11.45 pm
Aku beranjak ke dapur, lalu disusul Harraz dan Ryan. Sedangkan yang lain tetap berada di ruang tengah supaya tidak mencurigakan.
Kami bertiga membawa kue ulang tahun ke belakang villa melewati dapur. Lalu meletakkannya di atas meja yang sudah didekor. Rencana selanjutnya dijalankan oleh Harraz, yaitu memadamkan listrik yang membuat seluruh ruangan menjadi gelap.
Hani yang bertanggungjawab membawa Hanan ke area belakang villa. Kami hanya menunggu aksi mereka dalam diam. Tidak lama kemudian, kami dikejutkan dengan kehadiran Hanan bersama Hani.
Bukan kedatangan Hanan yang membuat kaget, tapi karena dia tiba-tiba berjalan normal bahkan dalam keadaan gelap. Kami yang berniat memberikan kejutan, malah dibuat terkejut olehnya.