Chereads / Keajaiban untuk Hati / Chapter 116 - Kecemburuan Terpendam

Chapter 116 - Kecemburuan Terpendam

Saat memasuki waktu isya kami memutuskan untuk shalat isya berjamaah. Usai shalat, aku beranjak ke dapur untuk mengambil puding coklat yang sudah dinginkan.

Aku membawanya ke kursi yang berjejer di depan villa, di sana semua telah berkumpul menikmati pemandangan laut dari jarak dekat.

"Ara, saya nak puding coklat", ucap Hanan begitu aku meletakkan puding di atas meja.

Aku melirik Bella, berharap dia mengerti apa yang harus dilakukan. Gayung bersambut, dia menemukan jalan dan berinisiatif mengambil puding untuk pria impiannya itu.

Hanan melirikku sekilas saat aku membiarkan Bella untuk mengambilkan puding untuknya, tapi aku segera melarikan diri.

Dalam hati aku berharap Hanan mengerti bahwa aku tidak bisa menerima hatinya. Dalam hati aku berharap Hanan bisa melihat ketulusan Bella yang mencintainya apa adanya dan tanpa syarat.

Aku kembali ke dapur, di sana Harraz sedang serius membersihkan piring kotor. Aku duduk di salah satu kursi yang ada di dapur setelah menekan tombol untuk memanaskan air pada dispenser.

"What are you doing here?", tanyanya yang baru menyadari kehadiranku.

Aku menanggapi pertanyaannya dengan menunjukkan kemasan hot chocolate. Kemudian, dia kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Need help?", tanyaku.

"No, thanks. It's about almost done", jawabnya yang masih bergelut dengan piring kotor dan busa sabun.

"Make it for two", lanjutnya.

"OK!", jawabku.

Aku menyiapkan segelas hot chocolate untukku, tidak lupa meninggalkan satu gelas lainnya di atas meja untuk Harraz sebelum kembali ke depan villa.

Aku ingin berada di sana sejenak seraya menikmati gemuruh ombak secara lebih dekat.

Aunty Meera dan Tante Lusi terlihat sedang asik bercerita. Om Sofyan dan Uncle Mikail menunjukkan ketertarikan terhadap pembahasan itu. Aku memutuskan untuk bergabung bersama mereka mengacaukan double date.

Sekilas aku melirik Ryan yang terlihat asik mengobrol dengan Anne, Bella, dan Hanan. Ah, aku menarik nafas dalam, mencoba membaurkan dan menetralkan perasaan kacau; kecemburuan terpendam.