[Pada tahap ini Ara Sofia belum mengetahui identitas dan latar belakang Harraz Mikail yang mengejutkan]
"Ara, you want some ice cream ?", tanyanya ketika sudah di mobil.
Kali ini aku mengangguk yakin, Harraz adalah yang terbaik. Mobil berhenti di salah satu café yang terkenal dengan ice cream yang enak.
Kami memesan beberapa ice cream dengan berbagai rasa; vanilla-chocolate, tiramisu, vanilla-strawberry, green tea dan belgian chocolate.
Banyak kesamaan antara aku dan Harraz, sama-sama penyuka ice cream dan agak gila. Pada umumnya, laki-laki tidak terlalu menyukai ice cream yang dianggap sebagai makanan cewek.
Banyak keseruan mengalir, aku merasa untuk pertama kalinya menemukan diriku kembali. Sejenak terlintas dalam pikiran, seharusnya aku mengenalnya lebih dulu sebelum terlibat terlalu jauh dalam keluarganya.
Meski waktu tidak memihak pada harapanku, mungkin saja ini adalah waktu terbaik. Mungkin seperti ini lebih baik, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dan hikmah di balik semua itu.
Setelah meninggalkan kelima gelas kosong, kami kembali ke villa.
"Tau tak, hari ini best gila", ucapnya dalam perjalanan pulang.