Tiba-tiba Hani mengajakku keluar kamar menyusul Anne dan Bella yang sudah terlebih dulu bergabung dengan yang lain. Aku sama sekali tidak menyadari kehadiran mereka yang sebelumnya mampir ke kamar.
Aku hampir-hampir melupakan semua orang di sekitarku. Kebiasaan menyendiri mulai menyatu dalam diriku. Aku terlalu menikmati kesendirian dan menjadi sangat nyaman dengan keadaan itu.
Dia meraih tanganku, aku hanya mengikutinya tanpa penolakan apapun. Setidaknya aku harus berterimakasih karena Hani telah menarikku dari dimensi lain untuk menyebrangi dunia nyata.
Aku belum melepaskan pegangannya sebelum akhirnya Hani melepaskannya tepat setelah kami berada di ruang tengah. Sepertinya, aku juga tidak menyadari genggamannya.
Aku masih dalam keadaan setengah sadar, antara maya dan realita; tidak ada singkap di antara keduanya.
Semua orang telah berkumpul di sana, mereka ingin menelusuri pantai yang terhampar di depan Villa. Terutama Hani yang mengeluhkan tentang kebosanannya bertahan di villa tanpa melakukan apapun.
"Bosanlah cuma duduk kat villa, jom keluar", keluhnya.
"Nak pergi mana ?", tanya ibunya.
"Mana-manapun oke, yang penting keluar", jawabnya.
"Ok, hari ini kita lunch dan dinner dekat luar, esok lepas belanja bahan dapur boleh masak", ucap ibunya.
Tidak ada yang keberatan dengan usulan makan di luar. Mereka memilih makan di restoran yang bersisian dengan pantai dan terletak tidak jauh dari villa.