Chereads / Keajaiban untuk Hati / Chapter 84 - Surprise Birthday's Plan

Chapter 84 - Surprise Birthday's Plan

Aku menyetujui permintaan Hani, spontan dia berseru kegirangan dan memelukku. Darinya, aku tahu bahwa ada alasan lain di balik liburan; merayakan ulang tahun Hanan.

Menurutnya, Hanan tidak banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, tapi sebaliknya melewati sebagian besar waktunya dengan memikirkan keluarga dan menjaga mereka dari jauh.

Selain itu, Hanan jarang sekali pulang, kebanyakan malamnya berakhir di apartment yang tidak jauh dari kantor.

Setelah mengitari mall sekitar 1 jam, dia menemukan jam tangan yang ingin diberikan kepada Hanan sebagai kado.

Kemudian, kami memutuskan singgah ke salah satu café, melepaskan penat dan dahaga sebelum pulang.

"Ara, Hani, tak sangka jumpa dekat sini", sapa Bella tiba-tiba.

Dia tidak sendiri, Anne bersamanya. Sungguh, kebetulan luar biasa yang mengubah dunia luas menjadi sempit.

Kita seringkali dipertemukan dengan orang-orang yang sama di tempat berbeda. Setiap pertemuan membawa cerita tersendiri, setiap pertemuan memiliki alasan tersendiri.

Tidak ada pertemuan yang kebetulan, semua telah terencana dengan baik. Satu hal yang pasti, kita tidak bisa memastikan seseorang itu hanya singgah atau menetap selamanya. Waktu yang akan menjawab untukku, untukmu, untuknya.

"Hujung minggu Hanan birthday, how about we're preparing birthday party for him ?", usul Bella.

"Hani dan mama pun plan benda yang sama", jawab Hani.

Mereka sepakat membuat kejutan manis yang mungkin menggerakkan hati Hanan. Semoga saja, semoga ketulusan Bella menggetarkan hatinya. Semoga saja, semoga cinta sepihak segera berakhir.

Sebagai katalis, aku akan melakukan yang terbaik untuk menyatukan mereka. Aku akan menjadi perantara, seperti garam di antara air dan minyak.

Di tengah obrolan, tiba-tiba Hani mengusulkan untuk tidak membeli kue, tapi membuatnya sendiri. Mereka semua setuju, persetujuan yang merepotkanku pada akhirnya

"I tak pandai buat cake", jawab Bella.

"Saya pun tak boleh", jawab Anne.

"Hani pun sama", jawabnya.

Mereka kompak melirik ke arahku. Aku langsung meneguk minuman yang baru mendarat di meja. Aku keberatan, tapi mereka tidak menyerah dan memelas penuh harap hingga akhir.

Keinginan mereka terlalu kuat untuk dipatahkan. Ah, jelas ini konyol. Kekonyolan yang membuat aku mengalah pada akhirnya.

"Terimakasih kak Ara sebab sudi tolong kita orang", ucapnya manja.

Dua saudara sepupu tersenyum puas dengan persetujuanku. Mereka bukan anak-anak yang bisa ditolak, mereka cenderung mendapatkan segalanya.

Berbeda denganku, dibesarkan secara sederhana menyadarkanku bahwa tidak semuanya adalah milikku. Ada effort untuk sebuah reward, aku tidak pernah memperoleh sesuatu secara cuma-cuma.