Ketika Hani menyebut "Angah", itu sedikit mengejutkan. Angah adalah panggilan yang disematkan kepada anak tengah, artinya Hanan masih memiliki seorang adik selain Hani. Tapi selama ini aku tidak pernah bertemu dengannya.
"Angah ?", ucapku seperti bertanya.
"Kak Ara mungkin kenal Angah, he is so famous among women", ucapnya.
Aku hanya mengangguk karena tidak penasaran tentang kepopulerannya. Aunty Meera kemudian menjelaskan bahwa anak keduanya tidak selalu berada di Malaysia karena kesibukannya di luar negeri; melanjutkan pendidikan sekaligus bekerja.
"Angah, he's in Malaysia Ibu", ucap Hani sambil melirik ke arah Hanan.
"Sejak bila Angah pulang ?", tanya Aunty Meera yang nampak kesal.
"Last week, but he decided to stay at apartment completing his deadline", jawab Hanan yang nampak bersalah.
Tiba-tiba atmosfer sedikit berubah, Aunty Meera menarik nafas panjang, ekspresinya membingungkan antara kekesalan dan pemakluman; mungkin ini bukan peristiwa pertama. Sedangkan, Hanan mencoba menghindar dengan fokus pada makanannya.
"Ok, Ibu can arrange our holiday, but no more than 3-4 days and I prefer Japan to Thailand", ucap Hanan yang segera disambut gembira oleh Hanna dan Aunty Meera.
"Ara, as you need to fulfill your promise, you must join us", lanjutnya.