Kehidupan di Barcelona selama lima tahun terakhir begitu tenang. Hanya ada beberapa kriminal kecil yang berulah dan berhasil di atasi oleh polisi tanpa bantuan FBI. Nara berada di taman rumahnya. Ia duduk sendirian memandang langit biru. Angin sepoi-sepoi memainkan rambutnya. Ia tersenyum ketika melihat foto kebersamaannya dengan Rich di ponsel.
Beberapa saat kemudian tubuhnya menjadi hangat karna seseorang memeluknya dari belakang.
"Hey Sweet girl! What are you doing?" Tanya orang yang memeluknya.
"Rich?! Jangan disini, gak enak ada yang lihat" ucap Nara melihat sekeliling saat Rich memeluknya mesra.
"Aku gak peduli" Rich melepaskan pelukannya lalu mendekati Nara dan tidur di atas pangkuannya.
"Dasar nyebelin!" Cibir Nara mengelus Elis rambut Rich
"Dimana dia?" Tanya Nara.
"Di tempat yang dia inginkan" jawab Rich.
Nara tersenyum mendengar jawaban Rich. Ia masih terus mengelus rambut Rich.
"Udah boleh dicukur ini" kata Nara sambil menyentuh Jambang Rich yang kasar.
"Gak bisa cukur sendiri" rengek Rich.
"Dasar manja!" Nara menyentil hidung Rich.
Rich hanya cengengesan. Nara memanggil pelayan lalu menyuruhnya untuk mengambil alat cukur. Pelayan tersebut mengangguk mengerti lalu memberikan apa yang dikatakan Nara. Nara memakaikan cream cukur pada wajah Rich lalu mencukur jambang dan kumisnya. Selesai mencukur Nara membilas wajah Rich dengan air bersih lalu mengeringkannya dengan handuk.
"Gracias honey" Rich mencium pipi Nara lalu kembali tidur di pangkuannya.
"Aku udah lama gak liat kamu berpenampilan brewokan gitu" kata Nara.
"Saat aku menjadi Diego aku berpenampilan brewokan dan berhasil membuat mu jatuh cinta pada ku, bukan?" Goda Rich.
"Dasar Kepedean!" Nara menyentil hidung Rich dengan hidungnya.
"Sayang, ingat gak saat pertama kali kita bertemu di Mall?" Tanya Rich.
"Saat kamu mengatakan bahwa nama mu adalah Richardo dan bekerja di Collingwood Group sebagai manager" Jawab Nara.
"Ya. Sebenarnya aku jatuh cinta saat pertama kali melihat mu, tapi saat pertemuan kedua kita, kamu menodongkan pistol mu di keningku. Itu membuat ku marah dan terasa terhina. Dan saat aku menjadi Diego kamu selalu menjelek-jelekkan diriku dihadapan ku sendiri. Karna itulah aku membenci mu" jelas Rich.
"Saat itu aku belum mengenalmu dan aku sangat terobsesi untuk menangkap mu. Aku menjadikan mu sebagai prioritas pertama mu dan selalu memikirkan mu" balas Nara.
"Kamu selalu memikirkan mu?" Tanya Rich.
"Ya. Aku selalu memikirkan gimana caranya agar aku bisa menangkap mu atau membunuh mu. Tapi Diego selalu bisa membuatku nyaman melebihi saat aku bersama Sam" jawab Nara.
"Diego itu aku" ucap Rich dengan percaya diri.
"Tapi saat aku tahu bahwa kamu adalah Rich. Mulai saat itu aku semakin membenci mu. Kamu bener bener bisa menjadi Raja Drama, sayang. Oh ya, tapi kenapa kamu tega ngirim boom ke rumah dinas ku?" Tanya Nara.
"Karna kamu mencoba menangkap ku" jawab Rich dengan entengnya.
"Dasar kejam!" Gerutu Nara. Rich hanya tertawa melihat reaksi wanita yang ia cintai.
"Oh ya, sejak kapan kamu mulai mencintai ku?" Tanya Nara.
"Mungkin saat kita di Jepang. Terlebih saat kamu menyelamatkan ku dari tembakan azuma" jawab Rich.
Nara tersenyum malu mengingat kejadian itu. Ia kembali mengelus rambut Rich.
"Kalo kamu kapan mulai menyayangi ku?" Kini giliran Rich yang bertanya.
"Mungkin saat bisnis mu habis di bakar oleh Daniel dan Dan. Aku memang sempat mempunyai rasa nyaman berada didekat mu. Jadi rasa itu gak sulit untuk muncul kembali" jawab Nara.
"I love you" Rich mengecup bibir Nara.
"Love you too" balas Nara.
Rich dan Nara sama-sama tersenyum dan memandang satu sama lain. Sebuah suara yang mengagetkan mereka dan membuat mereka menoleh.
"Mommy!!" Suara teriakan anak laki-laki terdengar di telinga mereka.
Rich dan Nara sama-sama melihat ke arah suara itu. Ada seorang anak laki-laki yang berusia tujuh tahun berdiri di samping Nara. Wajahnya sangat mirip dengan Rich tapi hidung, mata, dan rambutnya hitam seperti Nara. Rambut yang ia biarkan berantakan. Gayanya benar-benar seperti Rich.
"Mommy ayo pergi ke game zone!" Rengek anak laki-laki itu.
"Iya sebentar" kata Nara.
"Yeeyy" anak laki-laki itu bersorak gembira dan mencium pipi Nara.
"Daddy gak di cium?" Tanya Rich.
"Gak. Daddy gak mau kalo Edward ngajak ke game zone" jawab anak laki-laki yang bernama Edward.
Edward Richardo Collingwood atau yang biasa di panggil Edward. Diusianya yang masih kecil ia sudah menjadi idola di kalangan anak perempuan sekolah nya karna ketampanannya.
"Bukannya Daddy gak mau. Edward gak bilang kalo mommy ikut" jelas Rich.
"Itu cuma alasan Daddy aja" kata Edward.
"Kalo Daddy gak dicium, mommy gak boleh kemana-mana. Biar disini aja sana Daddy" goda Rich.
"Daddy!!!" Rengek Edward.
"Rich, bangun!" Nata menyuruh Rich bangun dari pangkuannya.
Rich menggeleng tidak. Ia tidak ingin bangun sebelum Edward menciumnya.
"Edward sayang, kamu cium aja Daddy ya. Biar cepet" pinta Nara.
Edward lalu menuruti perkataan Nara dan mencium Rich. Rich tersenyum lalu bangun dari pangkuan Nara.
"Ayo kita pergi! Daddy yang nyetir" ajak Rich dengan penuh semangat.
Nata bangun dari duduknya dan berdiri di sebelah Rich. Edward menaiki kursi taman lalu meloncat ke punggung Rich. Rich pun tersenyum melihat kelakuan putra semata wayangnya.
"Ayo kita pergi!" Kata Rich dengan semangat.
"Ayo!!" Balas Edward tak kalah semangat.
Nara tertawa melihat kekompakan dua jagoannya. Rich menggenggam tangan Nara dengan tangan kanannya dan tangan kirinya memegang Edward aga tidak terjatuh dari punggungnya.
"Lalu mereka bertiga melangkah bersama memasuki mobil dan menuju game zone sesuai dengan keinginan Edward.
*** *** ***
Saat dalam perjalanan pulang ke Collingwood Mansion. Rich dan Nara mengobrol ringan. Edward yang duduk di jok belakang hanya mendengar percakapan kedua orang tuanya.
"Aku akan pergi ke Delton besok. Tolong jaga dirimu baik-baik, oke. Dan kamu, Edward. Kamu jaga mommy, oke. Jangan biarkan dia sedih apa lagi menangis. Kamu, Nara, jaga jagoan ku sampai aku kembali" pesan Rich.
"Siap Dad!" Jawab Nara dan Edward kompak.
*** *** ***
Keesokan harinya. Nara dan Edward sedang duduk di koridor rumah. Mereka sedang menikmati dua potong sandwich dengan ditemani dua kaleng softdrink.
"Mom ..." Panggil Edward.
"Hhmm?" Sahut Nara.
"Dimana Daddy?" Tanya Edward.
"Daddy sedang mandi. Bentar lagi keluar kok" jawab Nara.
"Apa Daddy akan berpergian jauh?" Tanya Edward lagi.
"Sayang, Daddy cuma pergi sebentar. Besok juga udah pulang" jawab Nara.
"Apa Delton itu jauh, mom?" Tanya Edward lagi dan lagi.
"Enggak, cuma butuh dua jam kesana" jawab Nara dengan sabar.
"Apa mommy pernah kesana?" Edward tak hentinya membanjiri Nara dengan pertanyaan.
"Pernah. Mommy juga pernah ke sana bersama dengan Tante Gisel untuk menyelamatkan Daddy" jawab Nara
"Kapan mommy akan mengajariku menunggang kuda?" Rengek Edward.
"Saat kamu udah berusia 15 tahun mommy dan Daddy akan mengajarimu" kata Nara.
"Oh ya, siapa yang mengajari mommy menunggang kuda?" Edward kembali bertanya.
"Daddy mu" jawab Nara.
"Kenapa Daddy gak kerja seperti uncle Dom?" Tanya Edward.
"Coba kamu tanya sendiri" kata Nara.
"Setahu ku sebenarnya Daddy yang menduduki Presdir dan Uncle Dom yang menjadi CEO. Nanti jika aku udah dewasa aku akan duduk di kursi mana?" Tanya Edward.
"Kamu akan duduk di kursi Presdir menggantikan posisi Uncle Dom" jawab Rich yang tiba-tiba sudah berada di samping Nara dengan seragam harian FBI.
"Kalo Charlie?" Tanya Edward.
"Charlie akan duduk di kursi CEO menggantikan Daddy" jawab Rich.
"Kamu udah siap?" Tanya Nara.
"Ya. Aku akan pergi dalam lima menit lagi" jawab Rich sambil merangkul Nara.
"Take Care oke" pesan Nara dan disahut dengan anggukan Rich.
"Daddy! Daddy!" Panggil Edward.
"Kenapa sayang?" Tanya Rich
"Kenapa Daddy gak kerja seperti uncle Dom? Kenapa FBI?" Tanya Edward.
"Daddy lebih nyaman di FBI dari pada di kantor. Kamu lihat sebentar lagi uncle Dom akan beruban" jawab Rich dengan tertawa.
"Kenapa gitu?" Tanya Edward lagi.
"Karna banyak beban" jawab Rich.
Edward mengangguk mengerti. Rich lalu mencium dan memeluk putra semata wayangnya. Ia lalu beralih ke Nara dan memeluknya.
"Aku pergi ya" Pamit Rich. Ia melepaskan pelukannya dan mencium kening Nara.
"Take Care honey. Love you!" Pesan Nara.
"Love you more darling!" Balas Rich.
Rich masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari Collingwood Mansion. Edward dan Nara melambaikan tangan mereka ke arah mobil Rich.
*** *** ***
Rich sedang dalam perjalanan menuju Delton dengan kecepatan 90 km/jam. Saat akan melewati persimpangan, Rich menekan pedal gas terlalu dalam sehingga mobil nya melaju sangat kencang. Tiba-tiba ada sebuah truk mogok di depan dan Rich menekan pedal gas namun sayang tak ada reaksi, Rem mobilnya blong.
Tiba-tiba dari arah kanan ada sebuah mobil menabrak Rich dan terlempar hingga sejauh 200 meter. Tangki bensin mobil Rich bocor dan mengeluarkan bahan bakarnya. Beberapa saat kemudian mobil Rich meledak dan Rich dinyatakan tewas terbakar hangus bersama mobilnya.
Pengemudi yang menabrak Rich keluar dari mobilnya dan tersenyum menang. Pria itu berusia 15 tahun.
"Itu pembalasan dendam ku karna telah membunuh ayahku, Daniel Fernandez" guman pria itu.
*** *** ***
Nara, Edward, Dom, Shelly, Vanness, Vin (putra Brian), Thomas, David, kedua orang tuanya Rich dan Nara, Gisel, Hobs, dan keluarga besar Collingwood menghadiri upacara pemakaman Rich. Rich di semayamkan di samping makam Brian yang sudah lebih dulu meninggalkan dunia ini 9 tahun yang lalu. Kini dua sahabat itu telah meninggalkan dunia ini dan tenang di alam sana.
"Kenapa kamu ninggalin aku seperti ini Rich?!" Isak Nara.
"Daddy!! Daddy!!!" Edward menangis dan memanggil Daddy nya.
Sekarang Rich dan Brian telah meninggalkan dunia ini. Dua sahabat yang saling membantu sekarang telah kembali bersama.
"Good Bye Brother and see you again. Love you and gonna Miss you" kata Dom.
"Good bye Rich! Akhirnya kamu bisa bertemu kembali dengan Brian" kata Vanessa.
"Kata-kata mu akan selalu ku ingat Rich. 'selihai saudagar, sepemberani pejuang'. Rest in peace" ucap Thomas.
"Good bye my Friend. You, always on my heart brother!" Kata David.
Satu persatu teman dan keluarga Rich mulai meninggalkan pemakaman Rich. Hanya tinggal Nara sendirian.
"Awalnya Sam yang pergi, lalu Brian dan sekarang kamu! Kamu yang pergi ninggalin aku! Gimana kamu bisa Setega ini sama aku, Rich! Aku disini sendirian! Kamu udah janji untuk selalu disamping ku, menemani ku sampai akhir hayatku. Sekarang mana janji manis mu?!" Nara terisak dan menangis di depan makam Rich.
Tiba-tiba ada pria muda yang menaburkan bunga ke makam Rich. Ia lalu menaruh sebatang mawar putih sebagai penghormatan di makam Rich.
"Siapa kamu?" Tanya Nara.
"Aku Jack Fernandez" jawab pria muda itu.
"Kamu anaknya Daniel Fernandez?" Nara terkejut mendengar jawaban pria muda itu.
Pria itu mengangguk lalu pergi meninggalkan makan Rich.
"Kamu memang orang yang menarik, Rich, putra dari mantan musuhmu bahkan memberikan penghormatan terakhir untuk mu" kata Nara.
"Aku akan pergi sekarang dan berusaha untuk sering kemari. Good bye Honey. Thank you for 13 years full of love. I love you and always love you" sambung Nara.
Nara bangkit dan menghapus air matanya. Mencoba tegar untuk Edward, putra semata wayangnya. Nara lalu pergi dari Makam Rich.
Rich dan Nara yang dulunya saling membenci, terobsesi untuk saling membunuh satu sama lain dan sekarang mereka berjanji untuk saling menjaga dan melindungi satu sama lain.
Rasa yang awalnya benci sekarang berubah jadi cinta. Rasa yang ingin saling membunuh berubah menjadi ingin saling melindungi.
Cinta dan sayang bisa merubah segalanya. Cinta bisa datang kapan saja, dimana saja, dan pada siapa saja. Semua bisa berakhir bahagia dengan rasa sayang dan semua juga bisa berakhir buruk dengan rasa benci.
Setelah kepergian Rich, Nara mengundurkan diri dari FBI dan mengganti posisi Rich sebagai CEO di Collingwood Group. Kini ia fokus untuk membesarkan putra semata wayangnya. Edward dikirim ke Amerika untuk belajar sesuai dengan tradisi dan aturan Keluarga Collingwood. Ia akan kembali setelah dewasa dan menduduki kursi Presdir menggantikan Dom di Collingwood Group.
*** ENDING ***