Chereads / SINAR YANG REDUP / Chapter 3 - Briliana

Chapter 3 - Briliana

Semua orang bersorak,Berteriak dengan dramastis karena menonton sebuah pertunjukan di sekolahan Elite di ibukota ini. Briliana crystal sedang berjalan sehabis mengantarkan berkas kepindahannya kesekolah ini. Dia hanya mengenakan celana jeans hitam dan terusan berwarna biru muda. Dia melihat ke arah lapangan yang menjadi pusat perhatian semua orang. disana terdapat segerombolan anak laki-laki seusianya sedang berlari mengelilingi lapangan.

Pandangannya terpaku pada laki-laki yang berlari di barisan paling depan. Matanya membola. Anna tak pernah melihat laki-laki setampan itu seumur hidup nya. Namun dia segera melangkahkan kakinya meyusuri koridor agar segera pergi dari sekolahan ini. Dia menghilangkan pikirannya tentang laki-laki yang baru saja ia lihat.

Seorang wanita cantik dengan Rambut coklat kepirangannya sedang berjalan ke arah masjid yang berada di dekat sekolah SMA ANGKASA untuk beribadah. Rambutnya bukan sengaja ia cat dengan warna itu,Akan tetapi rambut indah itu adalah bawaannya sejak lahir. Ia segera membuka sepatu kets berwarna putihnya,Menguncir rambut memasukkan kacamata minus nya ke dalam tas yang berada di gendongannya. Dia segera mengambil wudhu dan melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang muslim.

Anna mendapatkan beasiswa dari sekolah lamanya karena berkat kepintarannya. Dia bukan anak dari kalangan berada,Bahkan hidupnya sangatlah pas-passan. Kedua orang tuanya bercerai dan dia ikut dengan ibu nya. Ibunya meninggal dunia sejak tiga tahun yang lalu akibat sakit paru-paru yang di deritanya,Sedangkan ayahnya tak tau berada dimana. Untuk menghidupi kecukupan nya setiap hari dia membuat gorengan dan di titipkan ke warung-warung yang mau menerima gorengannya. Meskipun penghasilannya tidak banyak namun dia selalu bersyukur karena masih dapat makan dan bersekolah. Karena semua biaya sekolahannya di tanggung oleh pihak sekolah lamanya. Dan lagipula dia sekarang tidak kesepian lagi karena adanya ibu angkat yang sudah lama tinggal dengannya. Bahkan ibu sambungnya selalu membantu membuat gorengan untuk di jual. dia tidak bisa bekerja sebab penyakitnya akan menghampiri ibu angkatnya jika dia bekerja terlalu keras.

**

Malam ini brilian sangat bahagia karena baru saja mendapatkan pekerjaan yang menurutnya sangat ringan, Dengan Berbekal ijazah SMP dia melamar di sebuah Cafe, Dan akhirnya di terima. karena Cafe tersebut sedang membutuhkan pekerjaan sebagai Pelayan,Meskipun gaji nya tidak banyak tetapi dia tetap bersyukur. Gaji itu nantinya akan ia pakai untuk keperluan sekolah lainnya. Dan berobat ibu angkat yang sudah ia anggap sebagai ibu kandungnya.

Briliana berjalan,Menyusuri jalanan sepi yang remang-remang karena hanya ada satu dua lampu yang menerangi jalanan tersebut. sambil memainkan tali tas gendong yang tersampir di bahu dan diantara tangannya yang berwarna Pink muda dia berjalan dengan santai. Tidak ada uang lebih untuk menaiki sebuah kendaraan seperti Ojeg atai Taksi . Ingin menaiki kendaraan bajaj atau angkot namun nihil jalanan ini tidak di lalui oleh kendaraan umum seperti itu.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Terlalu malam untuk perempuan lugu seperti brilian masih berkeliaran di malam hari seperti ini apalagi seorang diri.

Sedang asyik-asyiknya berjalan sambil memikirkan biaya pengobatan untuk ibunya dia dikejutkan dengan segerombolan motor yang mendekat kearahnya.Terdapat sepuluh motor saat brilian menghitung motor tersebut,Tidak ada fikiran negatif dalam otaknya saat mereka berhenti menghadang jalan brilian.

brilian menunggu seseorang membuka helm. Dan bukan hanya seseorang yang membuka helm tetapi mereka semua membuka helm nya masing-masing dan di simpan didepan motor sport yang mereka pakai.

Brilian hanya menatap mereka dengan penuh tanda tanya. Mungkin jika wanita lain kebanyakan dari mereka akan memilih lari dan meminta tolong bahkan mungkin akan menggoda salah satu diantara mereka. Namun yang brilian lakukan hanya diam mematung dalam hatinya bertanya 'kenapa mereka berhenti dihadapannya?'

"Hi cantik. Nama kamu siapa?"Ujar seorang laki-laki yang berada paling depan dan paling dekat jaraknya dnegan brilian.

Brilian tersipu "Eh hai. Nama aku Brilian"balas brilian sambil tersenyum menampilkan sederetan giginya yang putih dan rapi

"Kenapa malam-malam jalan sendirian?"ujarnya kembali.

"Emm barusan ada sedikit perlu"Brilian masih dengan senyuman manis khasnya. Para lelaki yang diketahui seumurna dengan brilian saling melirik satu sama lain seolah sedang melemparkan sebuah pertanyaan dan jawaban.

Laki-laki itu mengangguk lalu turun dari motornya berjalan mendekat kearah brilian

"Kamu cantik banget sih. Mau ikut kita gak?"Ujar laki laki tersebut. Dia semakin mendekatkan dirinya pada tubuh brilian yang sudah menegang.

"Emm enggak. Aku akan pulang segera. Ibu ku pasti khawatir"Jawab nya meskipun badannya sudah bergetar dan menegang dalam waktu yang bersamaan, Tetapi brilian mencoba untuk tenang.

"Bagaimana kalau aku yang akan mengantarmu sampai rumah cantik"Balasnya kembali kali ini laki-laki itu menoel dagu brilian. membuat brilian ketakutan. Namun pikiran buruk ia lenyapkan dari otaknya dan lagi bersikap dewasa

"Gak usah,Aku akan pulang sendiri"Jawab brilian dengan sopan. Tidak ingin menyinggung perasaan yang sudah akan berniat baik padanya. Oh ayolah brilian,Pikirannya jangan terlalu polos seperti ini.

Laki-laki itu menyeringai. Membelas pipi brilian dengan lembut namun setelah itu mencengkram nya dengan kasar membuat brilian memekik. sementara laki-laki yang lain tertawa melihat tontonan yang berada dihadapannya.

Laki-laki itu mendekatkan wajahnya ke arah wajah brilian, Mencoba menempelkan bibirnya namun brilian segera menoleh ke arah lain. Air mata brilian sudah lolos dari tempatnya

"Haha. Kenapa kau nangis sayang,Aku tidka akan melukaimu"Mencoba mencium sekali lagi namun tak bisa Membuat laki-laki berperawakan jangkung itu menggeram kesal karena sifat wanita yang ada dihadapannya terkenal naif. Dia merengkuh pinggang ramping itu dan mencoba membawa dagu itu untuk ia cium dengan tangan sebelahnya. Brilian tersadar menangis tidak akan menyelematkan dirinya dari lelaki bajingan. dia mengigit tangan laki-laki itu Lalu menendang Asetnya dengan kencang hingga membuat laki laki itu kesakitan. Sementara teman-teman yang lainnya meringis dan ada juga yang mengulum tawa. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu brilian langsung lari berbanding arah sekencang yang ia bisa.

"Lo harus tanggung jawab cewek sialan. Masa depan gue hampir hancur karena lo"Teriak laki-laki tersebut lalu mulai berjalan tertatih menuju motornya. Mengesampingkan rasa ngilu yang semakin menjadi dan langsung menstater motornya menjalankan dengan sedikit pelan karena rasa sakit meninggalkan teman-temannya yang menatap sang ketua dengan tatapan tak biasanya. mereka semua mengejar sang ketua dengan mensejajarkan laju motornya.

cewek sialan!