Chereads / SINAR YANG REDUP / Chapter 4 - GEOVANO

Chapter 4 - GEOVANO

"kamu itu cuman anak haram,Sudah untung saya kasih makan juga"Setelah sepeninggalan ibunya devian, Devian Geovano tinggal serumah dengan ibu tirinya,Lebih tepatnya istri tua ayahnya nya. Tak ingin karrier Tama di bidang politik hancur. akhirnya tama mengakui semuanya di depan istri pertamanya-Delia. Karena uang dan tahta adalah segalanya maka delia mencoba untuk tidak marah di depan tama. Namun,Ia selalu melampiaskan kemarahannya pada Devian.

Setelah kabar KDRT yang entah di laporkan oleh siapa dapat di atasi dengan mudah karena berkat uang yang ia punya. Tiba-tiba saja saat itu Tama terserang struk. Dia tidak bisa berjalan namun masih bisa berbicara,Jika tensi nya naik maka tama akan memgalami struk berat. Sejak saat itu tama mulai mempercayai perusahaan kepada anak pertama nya Demian. Sedangkan tama hanya menghabiskan waktu di dalam kamarnya sembari sesekali mengecek dokumen penting dan memantau semua keluarganya.

"Kamu gak usah sekolah!Percuma selamanya sifat kamu tidak akan berpendidikan seperti ibumu"Devian yang saat itu akan memasuki sebuah sekolah menengah pertama harus menerima cacian perih dari sang ibu tirinya. Saat SD dia hanya akan menunduk dan menangis namun setelah usianya mulai bertambah dan pemikirannya semakin dewasa devian mencoba melawan walau dia akan selalu kalah.

"Anda tidak harus menjelekkan ibu saya!"jawab devian dengan wajah dingin nya. "Bahkan sifat anda lebih jelek dari pada ibu saya!"Sambungnya kembali yang membuat Delia geram. Dia melayangkan tangannya menampar pipi kanan devian sampai membuat devian terpejam. menikmati segala kesakitan yang terus menjalar ditubuhnya setiap harinya. Bukan hanya sekali Delia menampar pipi nya bahkan berkali-kali. Dan itu tidak cukup untuk delia, Bahkan devian pernah di kunci di gudang seharian penuh dan tidak di beri makan. Hanya satu orang yang peduli dengannya yaitu Delisha Geovani.

"Ibu,Kenapa ibu terus jahat sama kak dev"Suara mungil yang setiap harinya selalu ia dengat untuk menjadi pembela dirinya membuat ibunya berhenti marah.

Gadis cantik dan mungil itu berjalan ke arah kursi makan yang diduduki oleh sang kakak. Usianya yang hanya berjarak dua tahun dari devian membuat Vani sudah mengerti apa yang seharusnya belum bisa ia mengerti.

"Denisha!Dia bukan kakak mu!!"

Vani tak menghiraukan perkataan ibunya. dia malah asik mengelus pipi devian yang terlihat memerah. Devian menepis kasar tangan vani yang berada du wajahnya lalu menatapnya tajam membuat vani ketakutan. Devian bukan tidak suka terhadap vani hanya saja devian tidak ingin vani di marahi oleh Delia. Anak kecil itu belum pantas menerima semua kemarahan sang ibu. Ia tidak ingin mental vani terganggu. Ia tidak ingin vani merasakan kesakitan yang ia rasakan. Cukup dirinya bukan vani. Munafik jika devian membenci vani. Dia adalah satu-satunya di keluarga wesley yang peduli padanya. Bahkan jika dia di hukum di kurung di sebuah gudang vani akan menyelinap masuk karena kunci yang bergantung di depan pintu selalu memudahkannya untuk mengantarkan sebuah jaket atau makanan untuk devian. Ingin sekali devian merengkuh tubuh adik tirinya yang baik,Tetapi gengsi dan ketakutan mengalahkan segalanya.

"Lo gak usah sok peduli"perkataan pedas selalu devian berikan pada vani. Meskipun begitu tetapi Vani selalu menganggap devian adalah sosok kakak yang baik.

"Kurang ajar kamu!"Delia murka melihat anaknya di bentak seperti itu. Dia segera menarik tangan devian dengan kasar lalu membawanya ke gudang. Tentu saja untuk di beri hukuman. Yang menurut devian hukuman itu sangat klasik. Devian hanya menurut percuma berontak semua orang tidak akan bisa membantunya. bahkan hampir semua orang menatap devian dengan tatapan jijiknya.

"Ibu, Jangan sakiti kakak!"Selalu saja teriakan itu yang dapat menyemangati devian agar bangun dari sisi redup hidupnya.

Apakah jika ibu ku melihat ini,Ibuku akan melakukan hal yang sama pada Kak demian dan Vani?

"Huh.."Nafas devian terengah-engah. Dia bangun dari tidurnya dan segera terududuk

Mengusap wajahnya dengan kasar. Mimpi itu selalu menjadi bayang-banyang di hidup devian setiap harinya. siksaan demi siskaan selalu ia dapatkan dari ibu tirinya. Kesakitan setiap hari nya selalu ia terima dari keluarga Wesley. Bahkan ayahnya sangat tidak peduli pada devian. Untuk bertemu dan bertegur sapa saja sangat sulit bagi mereka berdua lakukan . Terhitung setelah kematian sang ibu hanya beberapa kali saja devian bertemu dengan Tama dan bertegur sapa. Tetapi tama tidak lupa melakukan kewajibannya sebagai seorang ayah. Dia selalu mengirimkan uang bulanan pada rekening Devian Dengan jumlah yang tidak sedikit. Bahkan kalau pun ayahnya tidak memberi uang bulanan devian akan tetap hidup dengan cukup karena butik peninggalan ibunya yang tengah ia kelola.

Jika di keluarga wesley Maka nama devian yang akan di panggil,Namun berbeda saat di luar saat dia sedang tauran atau melakukan kejahatan Seorang pelajar lainnya. Devian akan berubah nama menjadi Geovan

Dia menatap jam dinding sudah pukul setengah sembilan malam. Terlalu siang bukan untuk dirinya pergi ke sebuah club malam atau tempat balapan motor liar. Namun,Mimpinya barusan benar-benar membuat geovan tak peduli dengan waktu. Mengirimkan pesan kepada sahabat-sahabat nya agar pergi ke Club sekarang juga. Ya Geovan tak menerima bantahan sedikitpun.

bergegas ke kamar mandi appartemen nya, mencuci wajah,Menggosok gigi tanpa mandi dan langsung meraih jaket kulit berwarna cokelat dan meraih dompet serta kunci motor sport merahnya.

Saat sampai di parkiran dia melihat Alden dan Cesario yang turun dari motor segera saja Geovan menghampiri mereka berdua

"Club sekarang"Ujar geovan dengan dinginnya. Membuat Alden dan Cesario terlonjak kaget.

"Eh setan. Bisa gak sih gak udah ngagetin. babang kan nanti bisa jantungan"Jawab alden dengan mendramatisir namun tak geovan hiraukan. dia berjalan kembali menaiki motornya lalu meninggalkan alden dan cesario yang sudah menyumpah serapahi sang ketua. Baru saja mereka akan bersantai sejenak di appartemen sudah di ajak nongkrong yang gak ada baik-baiknya.

"Dasar temen kampret"gerutu cesario dan kembali menaiki motornya di ikuti oleh alden. Keduanya segera menyusul Geovan yang menjalankan motornya dengan kencang.

di tengah perjalanan geovano melihat wanita yang sedang di paksa oleh seorang laki-laki yang sangat ia kenal. Laki-laki itu adalah musuhnya dari sekolah lain. Awalnya geovan bersikap cuek namun setelah melihat siapa wanita itu geovan menghentikan motornya tepat di depan Brilian yang sudah terjatuh karena kejaran dari Gian, Musuhnya!

"Jadi beraninya keroyokan sama cewek. Cupu sekali kalian!"Ujar geovan setelah melepaskan helm nya.

"Wah ternyata ada ketua dari Black Angel disini"Ujar Gian dengan suara angkuhnya membuat geovano muak seketika.

"Bacot!"

"Napa lo!Mau jadi pahlawan kesiangan!!"Nada bicara Gian terkesan nyolot. membuat geovan tersulut emosi

"Kalau berani maju lo sini"Saat Gian dan beberapa temannya akan menyerah ke arah Geovan. suara Alden dan juga cesario menghentikan langkah mereka

"Tunggu!Gak adil banget. Masa Sepuluh lawan satu."Ujar alden dia segera turun dari motornya di ikuti cesario yang baru selesai menelpon seseorang entah siapa