Seperti acara-acara besar lainnya, Maharaja Prabu Dharmasiksa duduk di Singgahsana di atas panggung bertingkat, ditemani dua orang permaisuri. Di bawahnya lagi ada Sang Patih Adimukti yang juga turut menyaksikan penobatan.
Jayendra duduk di batu besar yang sengaja disediakan di tengah panggung. Dia duduk bersila di situ. Para tetua adat merapal doa-doa sebelum menyiramkan air kembang pada tubuh Jayendra. Pakaiannya langsung basah semua karena adat tak mengizinkannya untuk melepas pakaian. Kemudian Sang Patih memakaikannya mahkota simbol jabatan sebagai Senapati.
Para dayang dan pembantu istana menggantikan pakaian Jayendra yang basah kuyup dengan pakaian simbol kebesaran Sang Senopati dari Kerajaan Galuh Raya. Pakaian dengan banyak perhiasan kalung menggantung di leher. Juga sebuah gelang yang dipasang di lengan.