Profesor menoleh ke belakang memastikan Hafiz masih di sana, namun yang didapat adalah kondisi Hafiz yang sudah tertidur dengan mulut agak melongo bertumpu bantal sofa. Ia hanya bisa menggeleng kepala atas tingkah Hafiz tersebut. Kini dirinya berlanjut mengetik beberapa tulisan pada jurnal penelitian yang tengah ia kerjakan. Beberapa saat kemudian ia menyeruput cangkir kopi terakhirnya. Ia mengerenyitkan dahi ketika yang tersisa hanyalah ampas.
Ia melirik ke arah kopi sachet dan ceret air panas yang terletak di meja kanannya. Muncullah keinginan untuk menyeduh kembali kopinya lagi. Ia membuang ampas kopi bekas pada cangkirnya, lalu cangkir bekasnya tadi ia tuangkan serbuk kopi sachet baru, ketika ia mengambil ceret untuk menuangkan air panas, ia melirik ke arah jam dinding, ia tersadar bahwa waktu sudah terlalu malam untuk melanjutkan pekerjaan.