Profesor tak henti hentinya mempelajari isi dalam kandungan kitab Buana Mapat. Sesekali matanya yang dibatasi kacamata memperhatikan aksara-aksara jawa yang terkandung dalam buku itu, kemudian dilanjut mencorat-coret kertas untuk mengartikan isinya. Pada setiap lembar yang berhasil ia terjemahkan, ia kemudian mengetik hasil yang sudah tertulis di kertas untuk diubah menjadi berkas di dalam komputer.
Sudah larut malam, Obsesinya masih menjadikannya orang yang paling sibuk di tengah malam ini. Ia hanya sempat mengerjakannya malam hari karena ketika siangnya ia harus menjadi dosen pengajar di sebuah kampus hingga sore hari.
Malam itu secangkir kopi masih menemaninya mengerjakan beberapa jurnal penelitian, kulacino membasahi meja berbahan kayu itu. Ini sudah cangkir ke-lima sejak pertama kali ia menikmati kopi ketika masih jam tujuh malam. Hafiz harus rela bolak-balik dapur untuk menyeduh kopi setiap kali Profesor memintanya.