Chereads / Secrets (Of Us) / Chapter 19 - 19

Chapter 19 - 19

Untuk menuju tempat Lucas memarkirkan motornya didekat Indomaret mereka harus kehujanan lebih lama, sehingga Lucas yang sedang menarik Zhizi dalam genggamannya lebih memilih teras toko yang sudah tutup terdekat yang mereka temui. Karena toko sebelahnya masih buka tempat mereka berada lebih terang meski tanpa lampu.

Mereka berdua berdiri saling diam dengan tangan Lucas yang masih setia memegang Zhizi, karena risih Zhizi langsung menarik tangannya hingga lepas.

"Kenapa Lo gak dirumah? Rumah Lo dekat sini kan?" tanya Lucas sembari mengibaskan bajunya yang basah. Melihat itu Zhizi merasa bersalah karena memakai jaket Lucas tapi keadaannya lebih berbahaya sekarang.

"iya, tapi gue mau balik ke asrama"

"Dengan keadaan begini? Mending Lo kerumah dulu habis hujan reda"

Lucas sama sekali tidak terpikir kalau Zhizi sedang menghindari rumah, sedangkan Zhizi memikirkan alasan lain agar Lucas tidak memintanya untuk pulang.

"Iya deh gue pulang, tapi Lo gak usah ikut" ucap Zhizi. Jika dia mengatakan tidak ingin kerumah Lucas akan bertanya-tanya.

"Okeh, Its okay"

Mereka saling diam seribu bahasa lagi, sibuk dengan pikiran mereka masing-masing sambil menikmati malam kota yang sedang dibasahi langit. Zhizi asik menyilangkan tangannya seolah sedang memeluk badannya sendiri, sesekali Lucas mengalihkan perhatiannya untuk melirik Zhizi disebelah kirinya.

"Lo belum jelasin, kenapa Lo nangis di taman sendirian kayak gitu? Gak takut kena culik apa?"

"Hah? Mana ada gue nangis, hahha" tawa kecil Zhizi

"Gue gak bodoh Zhi, bahkan gue bisa bedain nangis bahagia sama tangis pilu"

Mendengar perkataan Lucas itu Zhizi memudarkan senyumnya yang buat-buat.

"Ada masalah doang, Lo gak perlu tahu"

"Apa karena masalah kelas?"

"Gue gak pernah mempermasalahkan kelas tempat gue berada, bagi gue semua sama aja" senyum Zhizi

"Terus?"

"Yah... Masalahnya itu hal lain. Lagian gue yang harus nanya. Ngapain Lo mangkal sekitar sini?"

"Mangkal? Mangkal apaan coba? Gue baru pulang main terus mampir di Indomaret tempat gue ganter Lo"

"Terus kok bisa sampai taman tempat gue coba?"

"G, gue bosen aja jadi jalan-jalan"

"Oohh....." Zhizi tersenyum lucu sendiri, karena melihat Lucas yang gagap dan seolah seperti anak kecil yang menyembunyikan kesalahannya.

"Hujan udah reda, tinggal gerimis. Lo balik aja kerumah sekarang biar setelah Lo ganti baju hujan udah beneran reda"

"Terus Lo gimana?"

"Gue balik ke asrama duluan"

"Dengan baju basah itu? Terus Lo mau kenak angin? Jangan gila yah, ni pakai jaket Lo balik gua kan mau kerumah. Lagian baju gue udah kering dibadan, tadi gue gak sempat kehujanan kayak Lo"

Zhizi melepas jaket Lucas dari badannya dan mengembalikan pada yang punya. Bajunya sudah kering karena tidak separah Lucas.

"Yaudah gue ngantar Lo kerumah dulu terus pergi"

"Gak" tegas Zhizi

"Lo balik aja, sebelum perut Lo isinya angin semua karena baju basah ini"

"Yaudah, gue cabut yah bye"

Lucas pergi lebih dahulu sambil berjalan mundur melihat Zhizi.

"Lihat jalan Lo nanti nyungsep!" Teriak Zhizi

"Lo belum beranjak dari sana jadi gue harus lihatin Lo!" Balas Lucas

Zhizi tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, ia segera pergi dari sana kearah yang berlawanan dengan Lucas seolah ia memang menuju rumah.

Melihat Zhizi sudah berjalan menjauh Lucas pun berbalik.

"Anjing!" Umpat Lucas ketika ia hampir terjatuh kedepan, kakinya tak sengaja tersangkut dikaki sebelahnya saat hendak berbalik. Syukurnya karena disana daerah yang lebih banyak rumah ketimbang toko dan keadaan baru selesai hujan sekeliling nya tidak ramai. Jadi ia tak perlu menahan malu.

Setelah beberapa meter berjalan Lucas sudah sampai pada mogenya yang sedang diparkir, ia segera naik dan pergi dari sana.

Dilain tempat , setelah beberapa menit Zhizi berjalan sambil menutupi wajahnya karena takut ada yang mengenalinya kini Zhizi berlari agar segera keluar dari komplek nya, ia memastikan Lucas sudah tidak ada disekitar simpang rumahnya yang bertandakan Indomaret dan segera keluar dari sana.

Karena merasa dirinya sedang berantakan Zhizi mampir kedalam untuk membeli sesuatu dan menumpang kamar mandi. Dan syukur nya saja bukan laki-laki yang ia kenal yang berjaga di toko itu malam ini melainkan seorang perempuan yang terlihat jauh umurnya dibanding dia.

Zhizi mengambil minuman dan sebuah roti dan juga beberapa barang kecil lain.

"Kak aku numpang kamar mandi yah" izinnya sebelum masuk ke toilet yang ada. Disana sudah ada sisir yang membuat Zhizi bisa merapikan rambutnya yang lepek. Ia menyemprotkan hair spray yang ia beli agar tidak berbau basah meski di gerai agar cepat kering. Setelah merapikan pakaian, wajah dan rambutnya ia segera keluar dari sana, setidaknya keadaannya tak seberantakan tadi.

Setelah membayar belanjaannya ia memasukkan belanjaannya kedalam tas kecilnya dan pergi dari sana.

"Udah jam segini, bus terakhir udah lewat" gumamnya sambil melihat waktu di ponselnya

"Apa gue naik taksi aja? Enggak ah gue jalan aja kali yah? Ck, lihat nanti aja"

Karena bingung hendak pulang dengan apa Zhizi memilih berjalan dulu hingga ia lelah dan mencari kendaraan nanti. Ia berjalan sambil mengunyah roti yang ia beli, ia tak sempat makan dan siang tadi ia juga hanya tidur, bisa-bisa dia pingsan jika asam lambung nya kambuh dijalan.

Sambil berjalan ia memperhatikan sekitar nya yang mulai ramai kembali karena hujan reda, kota besar memang tidak pernah sepi dalam waktu 24 jam. Masih banyak yang berlalu lalang dijam segini.

"Ahahha, kehidupan orang kota... Cari uang mati-matian dengan gigihnya sampai mereka jatuh sakit dikemudian hari, lalu menggunakan uang yang mereka cari sampai sakit itu untuk mengobati sakit mereka" ucap Zhizi sambil terus mengunyah rotinya.

Dijalan yang masih basah seorang laki-laki sedang berjalan membawa sebuah gaun berwarna krim, baju itu hanya dalam keadaan dihanger dan diberi pembungkus plastik bening. Ia membawanya dengan gaya yang unik, dibuat kebelakangnya dengan tangan kanan yang menentang hanger dari bahu kanan, seolah sedang membawa sebuah karung beras kosong. Belum lagi gaya nyentrik laki-laki itu yang memakai baju ungu dengan bahan licin dan topi Michael Jackson nya.

"Itu.... Zhizi kan?" Ucap Yaka yang melihat Zhizi berada di seberang nya. Ia memperhatikan Zhizi yang berjalan seolah sambil melamun dengan botol minuman ditangannya. Kemudian ia melihat dua orang laki-laki beberapa meter dibelakang Zhizi sedang berjalan dan berbisik sambil melihat Zhizi.

"Ahhh.... Dua orang itu, apa Zhizi sedang jadi target mereka?"

Yaka segera menyebrang dan kedua laki-laki yang mengikuti Zhizi menyadari kehadirannya. Mereka seolah bingung kenapa laki-laki itu ada di sini. Yaka memberikan tatapan khasnya yang datar namun dengan sedikit senyum anehnya. Setelah memberikan ekspresi itu ia berjalan mendekati Zhizi

"Wah!! Gadis seperti Lo liar juga ternyata" ucap Yaka yang langsung menenggerkan tangannya pada bahu Zhizi hingga perempuan itu refleks menghindar dan mendorong Yaka.

"Ini gue" ucap Yaka agar kedua orang dibelakangnya tahu Zhizi bukan target yang tepat.

"Ngapain Lo ngejutin gue?! Lo ngikutin gue yah?" Kesal Zhizi

"Bukan gue yang ngikutin Lo... Lagian ngapain Lo jalan sendirian disini? Bentar lagi kan asrama dikunci"

"Gue baru dari rumah, Lo sendiri?" Tanya Zhizi sambil menatap keanehan pada Yaka, mulai dari barang yang Yaka bawa juga dengan penampilan anehnya itu.

"Ohh... Gue baru pulang kerja" jawabnya sambil melirik kedua orang yang sudah pergi dan berhenti mengikuti Zhizi.

"Kerja?"

"Iya"

Zhizi kembali menelusuri pakaian yang Yaka pakai, jujur saja Zhizi yang suka dunia model tahu ini sangat fashionable apalagi ketika Yaka yang badannya bagus dan bahunya lebar memakainya, tapi tetap saja ia merasa aneh ketika orang yang berstatus siswa dan kebetulan teman sebangkunya malah berpakaian seperti ini.

"Dan yang Lo bawa...?"

"Oh... Ini gaun gue"

"Lo Bencong?!!" Ceplos Zhizi

"HEH!! Enak aja Lo.... Gue masih normal, gini-gini gue masih hetero belum Gay"

"Oh.... Yaudah" Zhizi memelas

"Ck, yaudah Lo kemana?"

"Ke asrama lah, kemana lagi? Lo gak ke asrama? Tapi gue yakin sih masa Lo ke asrama dengan baju begitu"

"Apa salahnya? Ini tuh fashion tahu"

"Iya fashion tapi kan ini asrama coy"

"Yaudah terserah Lo. Gue juga mau ke asrama habis ini jadi ayok bareng gue aja" Yaka berjalan mundur kebelakang tempat Zhizi datang tadi.

"Gak, gue gak kenal Lo lagian gue mau balik ke asrama" ucap Zhizi melanjutkan langkahnya

"Oke Its up to you, asal Lo tahu aja dua orang dibelakang Lo tadi itu ngikutin Lo. Ngapain juga gue nyamperin Lo dengan sengaja? Niat gue tadi cuman nolongin sih jadi semoga selamat sampai tujuan" ucap Yaka dan pergi berjalan kembali

Mendengar penjelasan Yaka seketika keraguan dan ketakutan melanda Zhizi. Seolah ia juga tidak dekat dengan Yaka tapi lebih takut dengan orang yang sama sekali tidak dikenal.

"Ck, sial lah!"

"Woi! Tunggu gue!" Teriak Zhizi sambil berlari menyusul Yaka yang belum jauh.

Sesampainya Zhizi berjalan disampingnya Yaka melirik sebentar dan senyum tipis miring khas nya.

Zhizi hanya diam mengikuti kemana Yaka berjalan dengan kaki panjangnya yang memiliki langkah besar, mereka mendekati deretan bangunan ruko yang sudah tua dan termasuk bangunan terlama dikota itu. Mereka memilih salah satu bangunan ruko yang terlihat sama sekali tidak membuka usaha seperti bangunan disebelahnya.

"Kita mau ngapain disini? Lo jangan macam-macam yah" ancam Zhizi yang sebenarnya takut

"Emang apa yang Lo pikirin hah? Jangan aneh-aneh deh"

Yaka membukakan pintu dan menahan pintunya karena Zhizi belum mau masuk.

"Gue nunggu diluar aja"

"Yakin? Nanti ada or..."

"Iya deh iya!" Kesal Zhizi lagi dan segera masuk kedalam

Dengan santai Yaka menutup pintu dan menatap Zhizi seolah sedang mengejek perempuan yang sedang takut itu.

Zhizi mengikuti Yaka masuk kedalam ruangan yang terlihat kuno dan penuh dengan gulungan bahan kain tak siap jadi dan patung-patung tubuh perempuan dan laki-laki dengan baju yang terpasang ataupun juga tanpa baju.

"Ini....."

"Yaka!!! Lo pulang?" Panggil seorang perempuan keluar dari ruangannya, pakaiannya sama anehnya dengan Yaka, penuh warna-warni

"Kenapa Lo lama banget apa lo gak balik ke...." Seorang laki-laki keluar lagi dan kalimat nya terhenti saat melihat Yaka membawa seorang perempuan

"Wah!!! Bagus!! Mata lo memang gak  pernah salah pilih!" Teriak laki-laki itu lagi sambil bertepuk tangan

"Salah pilih?" Beo Zhizi

"Mereka mengira lo model yang sedang gue cari" jelas Yaka sambil mengeluarkan rokoknya.

"Apa? Jadi bukan dia?" Ucap laki-laki yang berpakaian lebih normal dibanding Yaka, dan dibalas gelengan oleh Yaka

"Kenapa? Lalu ngapain lo bawa dia kesini? Lo ngasih harapan palsu sama kita?" Ucap perempuan itu mendekati Zhizi

"Coba deh Lo lihat, kaki panjangnya.... Rambut panjangnya.... Wajah khasnya yang langka ini. Gue yakin dia model yang cocok untuk kita" ucap perempuan itu sambil memegang rambut Zhizi

"Dia bukan model, dia teman sebangku gue"

"Sebangku?" Ucap dua orang itu lagi

"Er.... Hahaha, kenalin gue Zhizi dan gue murid baru sekolah yang kebetulan sebangku sama Yaka" ucap Zhizi berusaha ikut masuk dalam percakapan mereka yang sama sekali tak ia mengerti

"Gue Mecha, sekretaris dari studio ini"

"Gue Nondu, Sebenarnya status gue masih dipertanyakan di sini" ucap laki-laki itu dan dibalas tawa oleh Yaka dan Mecha

"Dan dia orang yang bertanggung jawab atas gambar ini" ucap Yaka sambil menunjukkan secarik kertas pada mereka. Mecha dan Nondu yang sudah tahu itu gambar apa langsung membulat kan mata mereka

"Lo yang gambar itu?" Tanya Mecha

Mecha langsung mendekati Yaka dan mengambil kertas itu dan menunjukkan nya pada Zhizi.

"Ini!" Jelasnya

Zhizi menatap gambar itu, ia berfikir dan teringat bahwa itu gambar yang ia buat dibuku tulisnya.

"Ini...." Ucapnya terkejut dan menatap kearah Yaka, entah kapan laki-laki itu merobek kertas bukunya

~Jangan lupa beri komentar dan mengundi yah please ❤️~

-Maaf atas banyaknya typo-