Chereads / Freedom On imagination / Chapter 5 - Chapter 5 - Harapan dan dendam

Chapter 5 - Chapter 5 - Harapan dan dendam

Rakyat Vanhel masuk ke kastil,banyak tempat yang kosong warga sepertinya berpikir akan membuat peradabaan baru di sini dan mereka memutuskan membuat rumah.

"Hmmmm sepertinya mereka lebih nyaman di sini tuanku" Kata Smith yang memperhatikan warga.

"apabila Vanhel bukan kampung halaman mereka maka disini lah kampung mereka yang baru" Ujar Aizen dengan semangat.

"Tuan coba pikirkan lagi,Pasukan istana akan menuju kesini kita perlu pasukan kita mendapat pengikut kurang lebih dua ribu org,sementara pasukan istana paling bisa melebihi itu tuan" Kata Smith dengan raut wajah khawatir.

"Iya kau benar mari kita berkumpul di aula istana" Ujar Aizen.

Mereka memutuskan untuk berdiskusi di aula istana,tapi sebelum sempat memanggil semuanya Puma dan Olivia sampai di istana dan Smith yang melihat kedatangannya ia langsung berlari ke Puma.

"Puma kamu selamat?!" Tanya Smith tidak percaya bahwa Puma selamat.

"Iya kawan ku aku selamat dan tebak lagi siapa yang ku bawa" Ujar Puma.

"Hi Smith lama tak berjumpa yaa" kata Olivia dengan senyum di wajahnya.

"Olivia?!,tapi bagaimana bisa...?" Ujar Smith yang semakin bingung.

Akhirnya Olivia menjelaskan semuanya dari bagaimana dia selamat dari pertempuran tujuh tahun yang lalu dan dengan ramah Aizen mengajak mereka berdua ke aula kastil dan membicarakan langkah berikutnya.

Tak lama kemudian mereka sampai di aula dan mereka akhirnya memulai rapat untuk menyusun strategi apabila pasukan Vanhel akan menyerang kastil ini.

"Ehem...mohon perhatiannya semua!!,kita akan memulai rapat penyusunan strategi apabila pasukan Vanhel menyerang kastil ini,di mohon dengarkan baik baik" Kata Smith yang berdiri di samping Aizen

"Terima kasih Smith,baiklah semua ada kemungkinan besar pasukan dari Vanhel datang ke kastil ini jadi kita harus menyusun strategi agar kita bisa mempertahan kan tempat ini" Kata Aizen dengan tegas

"Tapi tuan muda,di sini hanya ada petarung bahkan aku tau bahwa tuan Aizen juga memiliki ilmu minim untuk menyusun strategi untuk perang" Ujar Elza dengan raut wajah khawatir.

"Kau benar juga...Apakah di sini ada yang memiliki pengalaman menyusun strategi perang?" Tanya Aizen sambil melihat sekitar

Semua nampak diam dan berpikir siapa yang memiliki pengalaman seperti itu dan tiba-tiba seorang Wantia dengan tubuh ramping memasuki aula kastil tanpa ijin siapa-siapa.

"Apa kalian perlu ahli strategi?, biarkan aku yang menyusun strategi buat kalian yang tidak memiliki pengalaman sama sekali" Kata wanita itu dengan nada mengejek.

"Siapa kau?!,asal menerobos aula dan tak tau sopan santun seperti wanita yang tak kenal malu!!" ujar Sophie yang geram akan kelakuan wanita ini.

"Diam kau dasar gadis berkulit hitam" ejek gadis ini ke sophie

"Di mohon untuk tidak membuat kegaduhan di aula ini!!!" Kata Aizen yang memukul meja aula kastil.

Semua nampak diam dan tak menyangka Aizen bisa marah dan membuat suasana aula menjadi tegang.

"Ehem...mari kita lanjutkan,perkenalkan diri mu dengan baik....lalu kami dengarkan apa strategi mu untuk mempertahankan kastil ini" Kata Aizen yang bisa tenang kembali.

"Maafkan aku tuan muda,Namaku Lucy aku adalah penyusun strategi dari kerajaan Angin di utara sana" ujar Wanita ini dengan nada yang sopan.

"Kerajaan angin?,wah bukannya kerajaan itu sudah hancur sepuluh tahun yang lalu yaa?" Ujar Olivia dari jauh.

"Iya dan sekarang aku mengembara,kaki ku lelah mencari seseorang yg memerlukan otak ku jadi ku harap tuan Aizen menerima ku menjadi ahli strategi di kastil ini" Kata Lucy yang memohon dengan sopan kepada Aizen.

"Baiklah kami akan mendengarkan rencana mu" Ujar Aizen dengan nada santai.

"Baiklah....tuan memiliki berapa pasukan?" Tanya Lucym

"Hmmmm....sekitar lima ribu pasukan ahli pedang dan beberapa ahli medis" ujar Aizen.

"Hmmmm....lima ribu huh?.....hmmmm tuan punya kekuatan sihir kan?" Tanya Lucy.

"Punya,emang apa yang kau ingin kan dari kekuatan ini?" Ujar Aizen.

"Aku ingin tuan mengeluarkan hujan pedang berapi dan beberapa orang akan menyiapkan barrel berisi oli apa bir bila boleh" Kata Lucy.

"Baiklah aku akan meminta warga untuk menyiapkan nya" ujar Smith.

"Aku mohon untuk siapkan itu di hutan agar lebih efektif nantinya,kita akan manfaatkan situasinya bila memang memungkinkan kita serang pasukan istana Vanhel untuk mengurangi jumlah mereka" Kata Lucy.

"Hmmm semoga ini berhasil Aizen..." ujar Elza yang nampak khawatir.

"Percayalah pada Lucy dia pasti tau apa yang harus kita lakukan nanti" kata Aizen sambil memegang pundaknya Elza.

"Ada kemungkinan pasukan kerajaan akan datang dalam tiga hari mereka memang sudah tau bahwa kita akan berada di sini" ujar Puma yang nampak antusias mengikuti pertempuran

"Kalau begitu....ayo kita jalankan strategi yang sudah di berikan oleh Lucy,dan Terima Kasih banyak Lucy atas arahannya" kata Smith.

Rapat pun selesai dan orang-orang di aula pun menyebar untuk memberitahu para warga untuk memberikan Suplai birnya dan Lucy meminta Aizen untuk membuat grup kecil dengan Elza,Puma,Olivia.

Mungkin grup itu di buat agar Aizen nantinya bisa di jaga saat melakukan hujan pedang berapi karena Aizen memerlukan waktu yang agak lama karena ini termasuk membutuhkan kreatifitas Aizen dalam membentuk setiap pedangnya

Walaupun pasukan datang dalam tiga hari kedepan tapi para warga tampak antusias melawan pasukan istana Vanhel buktinya,Para warga langsung memberikan Suplai bir mereka dan mencari barrel berisi oli.

Sementara itu Gale dan Ming menyusun strategi untuk menyerang kastil Aizen tapi nampaknya Gale hanya ingin membalas kekalahannya pada waktu itu.

"Aku tak perlu strategi!!,untuk apa bila strategi ini gagal lebih baik kita langsung menerobos masuk,kastil itu kan juga sudah tua!!!" Bentak Gale kepada Ming yang sedang menjelaskan strategi mereka.

"Tuan mereka memiliki keuntungan yaitu hutan yang rindang dan Pegunungan kita tidak tau apa rencana mereka,jdi kumohon tuan duduk dan dengarkan strategi ku" Ujar Ming dengan nada santai.

Ming menjelaskan strateginya yang di mana pasukan berkuda dan pemanah menjaga di belakang bila pasukan yang berjalan di hutan bisa terbantu.

Akhirnya hari sudah berganti dan paginya Istana sibuk menyiapkan pertempuran yang akan terjadi.

Kelompok kecil milik Aizen berjalan langsung ke gunung, Lucy akan menjaga kastil dan mengatur segalanya.

"Aizen apa kau yakin bisa melakukan ini?" Kata Elza sambil membawa barang-barangnya

"Ayolah Elza....Aizen ini kuat jangan kau ragukan kemampuannya dia pasti bisa" ujar Puma yang memijat tangannya untuk bersiap bila ada yg menyerang

"Tenang saja Elza,aku percaya pada Aizen dan pasti Aizen tau apa yang di lakukannya" Kata Olivia sambil membawa tongkat sihirnya

Sementara itu dari pihak gale,pasukannya sudah mulai berjalan kehutan di mana jebakan sudah siap di sana.

"Hahahaha!!!....mereka payah!!...lihat lah bahkan mereka tdk menyiapkan satu pasukan pun!,ini akan menjadi kemenangan mudah"  Kata Gale sambil mengangkat pedangnya tinggi.

Pasukan bersorak gembira padahal mereka tidak tau apa yang sebenarnya terjadi,ming hanya terdiam dan memikirkan sesuatu.

"Akhirnya sampai juga Tuan muda..." kata Elza yang kelelahan karena mendaki gunung.

"Ini dia tempatnya di mana aku kan melakukan hujan pedang itu..." ujar Aizen sambil melihat pemandangan sekitar.

"Sepertinya itu pasukan istana..." kata Olivia.

"Iya itu dia!!!...Aizen ayo lakukan lah!!" Kata Puma yang nampak terburu-buru.

"Tahan paman kita pastikan pasukan istana sudah masuk hutan" ujar Aizen dengan nada santai.

"Iya paman!.....kita tunggu sinyal dari Lucy dulu!" Kata Elza dengan wajah imutnya.

Tak lama kemudian pasukan sudah memasuki hutan dan mereka melihat semua bir yang berceceran di tanah.

"Waah lihat semua!!!....bahkan kita sudah di siapkan bir untuk menyambut kemenangan kita!!" Kata salah satu prajurit

Semua pasukan terlihat lengah,dengan teropongnya Lucy melihat situasi itu dan melemparkan bola berapi ke atas langit sebagai pertanda mereka sudah masuk hutan.

"Aizen itu sinyalnya ayo lakukanlah!!" Kata Olivia.

"Tuan muda fokuslah dan pusatkan semua kreatifitas tuan ke gelang itu lalu jangan lupa katakan munculah" Kata Elza sambil memegang bahu Aizen.

"Baiklah akan ku lakukan" ujar Aizen yang berdiri dan mengarah ke hutan

Aizen menutup matanya dia memusatkan semua imajinasinya ke gelang miliknya dan gelang itu mulai bercahaya.

Langit mulai mendung,awan mulai berwarna merah dan pasukan istana melihat ke atas dan kebingungan.

Aizen membuka matanya dan pupil nya berubah menjadi emas berbintang dan di sekeliling tubuhnya di lapisi oleh energi yang kuat.

"Munculah!!!!" Teriak Aizen yang seketika memunculkan hujan pedang berapi di hutan itu.

Pasukan lengah dan rencana Lucy berhasil hutan terbakar dan pasukan istana juga ikut terbakar.

Gale yang tak menduga ini langsung menyuruh mundur pasukannya,tetapi Gale tak mundur dia malah langsung menaiki kudanya lalu melesat ke istana.

Lucy yang mengawasi situasi dengan teropong tak menduga ini dan dia memutuskan menutup gerbang utama kastil.

Sementara itu Aizen yang masih melakuakan hujan pedang berapi tetap ia lanjut dan akhirnya dia berhenti.

"Tuan muda,kamu baik-baik saja kan?!" Kata Elza yang masih memegang bahu Aizen

"Aku...tak..a....pa" Kata Aizen yang seketika pingsan karena kelelahan

"Kita harus cepat kembali ke istana kalau tidak pasukan istana akan kesini!" Kata Olivia.

"Ayo cepat sini akan ku gendong dia" Kata Puma.

Akhirnya Puma memutuskan menggendong Aizen lalu mereka menuju kastil dan melihat situasi di sana.

BERSAMBUNG