Kedua mata Melisa terbuka lebar. Ia merasa kalau sebagian hidupnya mulai sempurna. Ia mulai melangkahkan kedua kakinya. Ia mulai membuka tirai kelambu kamarnya. Sinar mentari pagi mulai merasuk melalui celah-celah kamarnya. "Ini adalah hari bahagia antara aku dengan dia, mencintai seseorang yang juga sama mencintai kita," dia mulai mengumam dalam hati kecilnya.
Kedua tangan mendadak melingkar di Pinggang Melisa. Aroma paper mint begitu tercium hingga ke rongga hidungnya. Dia langsung menoleh ke belakang mendapati lelaki penyempurna imannya selama ini.
"Pagi!" Kecupan mendarat di ujung kepala Melisa, dia mulai saling menatap satu sama lain. Kedua mata mereka saling bertemu satu sama lain. Hari bahagia telah terlewati hingga sebuah janji terikat dalam satu cinta suci atas restu-Nya.
"Pagi!" Balas Melisa.
Rafa mulai menumpukan dagunya ke bahu Melisa. Dia merasa kalau tidak ada perempuan terbaik selain Melisa. "Aku sangat mencintaimu, Mel."
"Iya, sama, Mas."