Seminggu kemudian, Barra merasa sangat trauma dengan kejadian Gito yang kena jampi-jampi. Semenjak itu dia enggan menerima apapun pemberian dari warga sekitar. Dia tak ingin kejadian itu terulang kembali.
"Kamu kenapa, Bar?"
"Aku hanya trauma, Rei."
"Oh, soal kejadian Gito?"
"Iya, Rei."
"Astaga, tenang saja kamu. Semua nggak akan terulang kembali. Lagian suster Reina sudah dipecat, bahkan dia sudah tobat!"
Barra mulai teringat akan kejadian di kantor kepala desa seminggu yang lalu, semua itu gara-gara nasi kotak. Dia tidak menyangka kalau di zaman serba modern masih saja ada jampi-jampi serta praktek perdukunan ilmu santet dan pelet. Dia bahkan hanya bisa mengadu terhadap Allah semata. Ia mulai teringat.
Flasback On.
Reina mengalami ketakutan dengan kegilaan yang dilakukan Gito. Hampir saja dia kehilangan kesucian itu. Dia bahkan menangis meminta agar Gito di penjarakan.