"Kamu masih belum tidur sayang?" Syahid memeluk Lara dari belakang lalu dia mulai menumpukan dagunya ke atas bahu kanan Lara. Dia merasa kalau keheningan malam mulai berkecamuk dalam sebuah awan kerinduan.
Sudah hampir dua hari Syahid begitu sibuk dengan urusan rumah sakit. Beruntungnya operasi bocah laki-laki tujuh tahun itu sudah bisa teratasi. Dia merasa sangat lega sekali. Dia bahkan merasa kalau sebuah amanah dari Allah selalu dia lakukan dengan sebuah hati.
"Apa kamu tidak merindukanku, sayang?" Tanya Syahid begitu lembut sekali hingga membuat Lara membalikkan badannya. Kedua mata mereka mulai bertemu seketika.
Lara mulai membelai rambut Syahid. Lalu meraba wajah lelah lelaki yang kini menjadi suaminya. Dalam keheningan sebuah malam panjang. Dia merasa sudah lama tidak melakukan hal yang hebat dalam sebuah malam panjang penuh dengan gejolak cinta yang membara. "Aku merindukan kehangatanmu, Mas. Bagiku selimut terbaik hanyalah kamu," ucapnya.
