"Ci, kamu seharusnya itu bisa melakukan semua itu! Jangan sampai kamu itu kehilangan sesuatu yang membuat kamu menyesal!" Ucapan Sasi terngiang dalam benak pikiran Aci.
Suasana begitu sepi dan sunyi hingga membuat hati Aci benar-benar dirundung oleh masalah kegelisahan. Dia merasa tidak bisa menahan perasaan itu. Dia menatap dunianya hampir saja punah. "Sungguh ini sebuah cobaan terberatku, namun ini adalah sebuah keputusan yang terbaik bagiku untuk dia, karena nggak mungkin bagiku," dia mulai mengumam dalam hatinya. Dia akan menahan rasa sakitnya sendiri. Dia benar-benar tidak bisa lagi menahannya. "Bagaimana bisa aku sanggup melakukannya, ya Allah?" Ia mulai menghela napasnya. "Aku cinta dia, tapi aku nggak ingin mengecewakannya. Ini memang sangat berat sekali, namun harus bisa aku jalani."