Barra segera ke rumah sakit untuk menjemput ibunya, dia sudah berjanji untuk pulang cepat. Dia sengaja meninggalkan kantor, karena dia ingin Sasi memiliki tanggung jawab dalam perusahaannya. Dia yakin kalau Sasi bisa menghandle beberapa pekerjaan dari klien-klien. Sebagian sudah dia serahkan, namun masih dalam pengawasannya. Dia sengaja memilih Leo sebagai pembimbingnya karena dia lebih kompeten dibandingkan karyawan lain, namun ia akan mengangkat Leo sebagai kepala cabang pemasaran di cabang Jakarta.
"Kalian saya antar saja pulang."
"Serius, pak?" Cetus Tina "Tapi saya ingin ke rumah sakit, karena untuk melihat perkembangan ibu saya. Kemarin sempat drop kembali."
"Rumah sakit mana?" Tanya Barra.
"National hospital," jawab Tina.
"Oh. Jadi ibu kamu dirawat di sana?" Barra menatap Tina.
Tina pun mengangguk, "Iya, Pak."
"Saya juga akan ke sana. Kebetulan kalau begitu, Tina," ujar Barra. "Kalau begitu saya antar kamu dulu saja, Va."
"Iya, Pak," sahut Ava.
