"Apa benar kalau semua ini adalah ulah dari Ninis?" Sasi mulai berpikir, ia merasa memang ada yang ganjil dari Ninis yang awalnya sinis dan sengit terhadap dia, namun mendadak tingkahnya berubah menjadi peduli bahkan baik. Ia mulai menebak-nebak siapa pelaku sebenarnya. Ia akan segera memecahkan kasus yang cukup pelik dalam hidupnya kali ini.
Suara deheman membuat Sasi menoleh, ia melihat ayahnya sedang di belakangnya.
"Kamu kenapa?" tanya Syahid, ayahnya.
"Aku lagi pusing, Yah. Ternyata bekerja itu juga sangat rumit," jawab Sasi dengan menghela napas sangat berat. Ia berdiri di tepi kolam renang sambil melipat kedua tangannya di atas dada.
"Ya, namanya saja bekerja. Semua harus dilakukan sabar dan ikhlas," ujar Syahid menatap putrinya. "Apa ada masalah yang nggak bisa kamu ataupun kakakmu selesaikan?" Selidiknya. "Sas?" desaknya sekali lagi.
