Suasana semakin memanas, apalagi Barra harus kehilangan pekerjaannya. "Sialan!" umpat Barra berulang kali. Ia merasakan kalau proyek dari Rona Grup gagal dia dapatkan. Padahal proyek itu memiliki jumlah keuntungan yang sangat besar sekali.
"Pak, maafkan saya," kata Leo karena dia gagal menangani proyek tersebut.
Brak! mengebrak meja kerjanya. Kedua kilah matanya memerah tajam. "Harusnya kamu lebih perhatikan Leo Albarack! Sebelum kamu presentasi harus kamu cek ulang!"
Leo hanya menundukkan kepalanya, ia merasa sangat bersalah. Ia juga bingung, kalau proyek itu bisa bocor ke pihak pesaing. "Ini siapa yang telah mencuri ide?" pikirnya, padahal dia sudah melakukan yang terbaik untuk perusahaan. Namun ia merasa kalau ada penghianat di Hilton Grup.