Kehidupan begitu menyesakkan hati. Sebuah kepedihan terlihat di wajah Aksara. Ia terlibat akan sebuah janji dengan ikatan perasaan yang di hatinya. Semua terasa begitu sangat sulit sekali. Air matanya pun menetes begitu saja. "Ve, aku masih mencintaimu?" gumamnya, ia merasa begitu marah dengan dirinya.
"Ini semua salahku, Ra. Seharusnya aku yang berada di posisimu," celetuk Barra yang datang menghampiri Aksara yang sedang dalam sebuah titik nol. "Seharusnya aku yang menanggung rasa sakitmu bukan kamu, Ra."
Aksara pun terdiam ketika mendengarkan pernyataan dari Barra.
"Ini sudah takdir, Bar. Aku nggak ingin menyesal, mungkin dia bukan jalanku," terang Aksara. "Untuk apa aku harus bertahan dengan dia, tapi keluarganya saja nggak menerimaku. Itu akan membuat beban hidupku," imbuhnya.
"Setidaknya kamu bisa berjuang untuk hubungan kamu dengan dia, Ra."