"Apa kamu sudah baik-baik aja, Sas?" tanya Barra seraya membawa satu kantong paper bag berisi makanan. Kedua rongga hidung Sasi sudah mengendus.
"Kakak bawa makanan apa?" tanya Sasi.
"Dek, aku nanya kabar kamu. Kok kamu malah fokus sama makanan?" Barra menatap Sasi. "Ini buat bunda sama ayah, bukan buat kamu, Dek. Lagian kamu itu nggak boleh makan-makanan dari luar. Makanan rumah sakit…."
"Makanan yang paling sehat, tapi nggak enak, kak. Itu kayak hambarnya kehidupan tanpa garam dan gula!" potong Sasi menatap Barra. "Dulu aja kakak nggak mau makan-makanan rumah sakit! Eh sekarang kok malah maksa aku buat makan-makanan rumah sakit!" protesnya. "Lagian, kenapa kakak nggak beliin aku bakso aja!"
"Dek, kamu pengen sembuh atau pengen lebih lama di rumah sakit?"
"Biasa aja, Kak Barra! Lagian emang kakak mau buat tukar posisi di sini?"
"Kamu itu! Enak aja tukar posisi kok di rumah sakit! Apa lagi makan-makanan yang hambar."
Kekeh Sasi menatap kakaknya.