Tidak semua hal dengan mudahnya Aksara dapatkan. Bahkan kasih sayang ibunya terbilang jarang sekali dia dapatkan. Ia menghela napas berat seraya menatap rembulan malam.
"Apa mungkin aku akan menerimanya?" pikir Aksara seraya menarik napas perlahan-lahan, lalu ia pun mengembuskan perlahan-lahan. Ia tidak menyangka harus menjalani kisah cint paling rumit dalam hidupnya. Ia mulai menatap sendu langit malam. "Mungkinkah dia adalah bukan bagian dari tulang rusukku?"
Ketika mengingat semua ucapan ibunya Ave, rasanya hati Aksara tersayat-sayat. Ia cukup sadar diri dan posisi. "Apa mungkin dia bukan jodohku?" pikirnya sekali lagi.
Aksara masih teringat dengan ucapan Ave tentang lamaran pernikahannya. Namun ia masih belum bisa memutuskannya. Apalagi dia bukan calon menantu sempurna pilihan ibunya Ave. Ia hanya mampu pasrah dengan jalan cinta yang telah Allah berikan.