Masih belum bisa mengingat dia, bahkan sangat sukit bagiku untuk mengingat kenangan masa lalu. Siapa dia? pikirku seraya menatap sepasang mata yang berbinar-binar. Rasanya hatiku ada sebuah getaran, namun aku tidak mampu menerjemahkan sama sekali. Rasanya aku merasa asing di kedua mataku, tapi tidak untuk hatiku yang terasa begitu sangat dekat.
"Barr? Apa kamu masih tidak mengingat dia?" tanya Chaca menatapku, lalu aku hanya mengelengkan kepalaku. Sungguh aku tidak mengingatnya sama sekali. Semakin ku ingat rasa sakit di kepala semakin menjadi. Ini aneh namun benar-benar sulit aku mengerti saat ini.
"Yakin, kamu nggak mengingatnya?" tanya Chaca menunjukkan sebuah foto. Lalu aku tetap saja mengelengkan kepalaku, karena aku benar-benar tidak mengingatnya sama sekali. Suara adzan ashar pun berkumandang hingga membuat kami mengusai dulu perbincangan.
"Sorry, Cha. Aku harus ke masjid. Ini udah adzan ashar," ucapku menatap Chaca, lalu dia menganggukkan.