Suasana Hilton grup terlihat begitu menegangkan. Beberapa pegawai sudah di sana berjejer. Sebuah mobil sedan hitam mewah terhenti di depan pintu masuk. Semua mata tertuju pada sosok di dalam mobil itu.
"Eh, kayaknya ada yang bening."
"Maksud kamu?"
"Astaga, Mir. Masa kamu nggak tahu kalau bu Lara udsh menyerahkan jabatannya ke putra sulungnya."
"Seriusan kamu, Nis?"
"Iya, Mir. Masa aku bohongan," ucapnya membola ke Ninis.
"Cakep nggak?"
"Ini aku udah stalking semua medsosnya. Dia itu bernama Barra, bahkan dia nggak jauh beda dari Pak Syahid."
"Serius, ini Pak Barra yang bakalan gantiin posisi CEO bu Lara?" cetus Ninis sedikit berbisik.
"Iya, lihat saja. Pasti ini mobil pak Barra," kata Mira berbisik.
Pintu mobil sedan pun berhenti, lalu sesok pria keluar dari sana perlahan-lahan hingga membuat bangak karyawan penasaran. Terutama Mira yang selalu kepo dengan sosok Barra, putra pemilik Hilton Grup.
"What?" kedua mata Mira terbelalak hingga mengangga.
