Sebening embun pagi yang membasahi bumi. Menatap dunia yang mulai terasingkan dalam sepi. Waktu berjalan tiada hentinya meratapi sebuah takdir yang tidak menentu. Sebagian cerita dalam buku terhapus salah satu perannya. Namun hanya harapan ingin memutar kembali sebuah kisah dalam mesin waktu.
Dia mulai melepaskan infusnya. Dia pun pergi begitu saja. Dia ingin mencari tahu tentang semuanya. Dia curiga kalau Barra sengaja melupakannya bahkan tidak menganggapnya sama sekali. Rasa itu bahkan bertumbuh hingga tersadar begitu saja ketika semua sudah berubah tidak seperti dulu. Gelisah tidak berujung sama sekali. Hingga aku tidak kuasa menahannya begitu saja. Inikah yang dinamakan cinta datang terlambat? Pikir Melisa menatap lorong rumah sakit yang dia lewati. Ia ingin sekali menemui Barra untuk meminta penjelasan. Ia takut kalau Barra pura-pura melupakannya.