Suara kendaraan kota begitu berisik. Asap kendaraan begitu bertebaran. Sebuah keresahan hati tidak akan pernah menjawab sebuah hati yang kini terasa begitu sangat kosong sekali. Helaan napas begitu sangat berat sekali.
"Apa kamu baik-baik saja?" Barra pun menoleh ke Aksara. "Kamu nggak kenapa-kenapa, kan?" tanyanya dengan mengenyritkan kening.
Aksara pun menatap Barra, "Kenapa, Bar? Kamu khawatir?"
"Nggak, cuman takut aja kalau kamu kenapa-kenapa, ntar aku yang susah."
"Oh," Aksara hanya terkekeh kecil.
Barra masih fokus ke jalanan. Dia pun segera mengantar Aksara ke apartemen.
"Kamu yakin nggak ke rumah keluargaku?" Barra pun menatap Aksara.
"Untuk apa?"
"Ya, kalau kamu di apartemen sendirian…."
"Bar, di sana ada Aci," timpa Aksara.
"Baiklah jika itu mau kamu, Ra."
"Daripada aku di rumah kamu, ntar kamu malah modusin aku!"
"Hah?" kedua mata Barra terbelalak. "Mana mungkin aku modusin kamu? Sedangkan kamu itu bukan tipeku."