Dua minggu kemudian. Pesta pertunangan Sakila dan Dimas pun tiba. Rumah keluarga Farhan sudah dihias begitu indah. Hingga membuat siapa saja terpukau melihatnya.
Duduk terdiam di dalam sebuah kamar. Ia menatap sebuah langit-langit kamarnya. Tatapannya begitu sangat tajam sekali. Perasaan itu dalam sebuah ambang kepiluan. Sakila nampak dilema.
Sekilas bayangan itu pun hadir. Sakila merasakan kalau hatinya masih belum bisa menentukan sebuah pilihan yang pasti. "Mungkinkah, aku.... "
Sebuah ketukan pintu. Sakila pun menurunkan kedua kakinya ke lantai lalu menegapkan tubuhnya dan berjalan menuju ke pintu kamarnya. Ia mulai menarik napas perlahan-lahan. Ia merasakan sesak dalam hati.
Tangan kanannya meraih ke gangang pintu. CKLEK! Pintu pun terbuka. Perempuan berparas cantik sambil membawa seorang bayi mungil dalam gendongan serta bocah laki-laki berparas tampan yang digandengnya.
"Kak Lara?"
Lara pun tersenyum.
"Masuk, Kak!" seru Sakila menyambutnya.