Sudah hampir sebulan Sakila dengan Sania sedang perang dingin. Mereka terlihat sama - sama keras kepala. Bahkan mereka sering saling sindir.
Sania memalingkan muka dengan mendongakkan pandangannya. Bibirnya begitu berat ketika memulai seperti dulu. Bahkan ia jarang pulang. Ia lebih memilih untuk tidur di hotel.
"San!"
Sania pun tidak mengubris panggilan Sakila. Ia merasa Sakila menghianatinya. "Dasar kakak nggak pernah mengerti adeknya! Penghianat!" desisnya sambil berjalan ke arah kolam renang. Tatapan sinis Sania ke Sakila.
Sakila tahu betapa sakit hatinya Sania terhadapnya. Ia tahu kalau sebuah pilihan begitu rumit. Ia merasa kalau pilihannya menjauhkan dirinya dengan saudara kandungnya.
Ehem! Sakila berusaha melawan rasa egonya. Bahkan ia berusaha memperbaiki sebuah hubungan kakak adik.
"Dek.... "
Sania pun beranjak. Ia enggan berbicara dengan Sakila karena amarahnya masih mengendap dalam hati.