Mentari kini bersinar bagaikan perasaan yang meradang. Bayangan menghitam itu segera berlalu dalam radang patah hati. Mungkinkah masih ada sebuah jalan untuk usaha melupakan masa lalu yang begitu banyak lika - liku kehidupan hingga membuat pondasi kokoh bagi Lara.
Buliran air mata telah jatuh begitu saja. Ia hanya memiliki sebuah bingkai foto kenangan keluarga. Tatapan nanar yang telah ia rasakan. Angin berhembus kencang memasuki celah-celah kamarnya. Ia duduk terdiam sambil berharap kalau bisa kembali ke masa itu melalui sebuah mesin waktu. "Sungguh aku merindukan mereka semua. Kini hanya mampu terbingkai dalam sebuah kenangan yang abadi dalam satu kali jepretan."
Rasa rindu kini sudah semakin mengebu. Dalam hati pun berkata kalau ia ingin mendapatkan kesempatan sekali saja untuk merasakan pelukan sebuah keluarganya. Namun semua itu harus bisa ia pendam dalam-dalam. "Aku ingin sekali bertemu dengan kalian semua. Meskipun hanya sebatas mimpi," ucapnya sangat lirih.