"Ken?"
"Heem."
"Kenapa kamu menerimaku sebagai istrimu?"
Ken pun menghentikan pekerjaannya, lalu ia pun menatap Mita yang terlihat muram. Ia pun mulai meraih tangan Mita sambil menatap pekat wajahnya.
"Karena ini semua takdir dari maha kuasa," ucap Ken dengan menyeringai. "Ya, lihat saja nanti Mita Arinda Putri. Ini sebuah awal pembalasan!" gumam dalam hati sambil memeluk Mita yang tersenyum bahagia.
"Sungguh aku bahagia bisa memiliki kamu yang bisa menerima segala kekuranganku, Ken. Meskipun aku tidak seperti perempuan lain," Mita pun sadar kalau dirinya sudah ternodai oleh pria bajingan yang berhasil ia jebloskan ke penjara setahun lalu. Hingga semua impiannya menjadi sirna. Helaan napas lega. Ia merasa kembali dicintai.
Awan hitam pun menghilang sejak pernikahan dia dengan Ken. Ia kembali menatap seberkas cahaya mentari pagi yang penuh dengan sebuah harapan hidup. Kini Mita tinggal di Surabaya sambil menata kembali hidupnya yang sempat acak-acakan.
*