"Apa ini adil?" sebuah pertanyaan terlintas dalam sebuah benak Erlan menatap sosok perempuan yang dia cintai bersama dengan yang lain. Ia merasakan hatinya begitu teriris dengan ribuan sayatan kehidupan.
"Ngelihatin kok segitunya. Katanya sahabat tapi kok kelihatan seperti lebih!" sindir Anya yang duduk di samping Erlan sambil mengantupkan bibirnya. Ia sebal sekali dengan Erlan yang tatapannya tidak lepas dari mempelai wanita. "Aku tahu kalau kamu sebenarnya menyukai dia, tapi kamu adalah milikku. Karena kamu suamiku," batinnya.
Lara masih saja mendekap Aksara. Terlihat jelas wajah imut Barra, ia seolah menyukai Aksara.
Syahid pun bahagia dengan kehadiran Lara dan Barra. Ketika acara ijab qobul Mita dengan Ken. Sungguh ingatan itu masih melekat kuat dalam isi kepalanya.
