Menarik napas perlahan-lahan. Sebuah kabar menyayat hati Anya. Ia benar-benar harus mengikhlaskan semuanya. Sungguh berat berulang kali harus menginggat sepotong hatinya untuk Syahid.
"Apa bisa aku melupakan dia?" pikir Anya berulang kali. "Kenapa semua perasaan cinta ini terasa sangat ironis? Kenapa ya Allah harus jatuh cinta kepada pelabuhan hati yang salah?!" protesnya dalam sebuah keheningan dan kesunyian. Ia tidak menyangka kalau cintanya harus bertepuk sebelah tangan.
Rasanya bagaikan mati dalam sebuah rasa. Ia pun hanya mampu berlari di tengah hujan yang lebat. Ada banyak luka-luka yang tumbuh dalam hatinya. Ia rasanya berlari hingga ke ujung dunia pun tak mampu.
Anya pun menghela napas berat hingga ia pun hanya mampu berlari sekuat tenaga. "Cukup Anya! Lupakan dia!" Isak tangis Lara dalam sebuah hujan. Ia pun tak sanggup dengan cintanya yang tak bertuan.