TOK! TOK! TOK! Haslan pun mencoba mengetuk pintu rumah berulang kali. Ia sangat merindukan kebersamaannya dengan istrinya. Ia sebenarnya sudah lama membendung sebuah kerinduan yang mendalam namun kenyataannya keadaan memaksanya untuk tinggal bersama Tiara yang mengalami kandungan lemah.
Sudah hampir tiga pekan Haslan tidak menengok kondisi istrinya. Ia merasa sangat bersalah. Apalagi ia merasa tidak adil dalam membagi waktu.
CKLEK! Pintu pun terbuka menampakkan seorang pelayan rumah.
"Tuan Haslan."
"Oh, ke mana nyonya Neta?" tanya Haslan.
"Sejak kemarin malam dia izin ke apartemen kakaknya. Ia juga bertitip pesan katanya ada sesuatu penting sehingga nyonya harus menemui kakaknya," jawab pelayan perempuan itu.
"Oh."
"Kalau begitu saya permisi dulu tuan ke dapur," pamit pelayan perempuan itu.
Haslan pun segera masuk ke dalam rumah. Sebelumnya ia menutup pintu rumahnya. Ia pun menghela napas berat. Ia merasa sangat bersalah. "Apa mungkin dia sangat kesepian?"