Angin berhembus begitu kencang. Pipi Neta masih sangatlah basah terurai air mata. Sejak kenyataan begitu menyayat hati siapa saja.
Sebuah tangan memegang bahunya, lalu Neta pun menoleh ke belakang dan memeluk sosok itu yang tidak lain adalah Tristan kakak kandungnya.
"Apa ini sebuah karma?" tanya Neta menatap Tristan yang berusaha menyeka air matanya.
"Kakak juga nggak tahu kalau semua ini adalah karma dari kejahatan kedua orang tua kita, Net. Kakak juga merasa sedih dengan jalan pernikahanmu dengan Haslan. Apa kamu sanggup menjalani pernikahan dengan berbagi suami?" tanya Tristan.
Neta pun memeluk erat Tristan. Ia tidak menyangka kalau esok adalah hari di mana suaminya akan menikah dengan wanita lain. Ia merasa tidak rela tapi ia harus melakukannya.