Sudah hampir dua pekan Sakila dirawat di Rumah Sakit Umum Jakarta Selatan. Sakila dinyatakan sembuh serta negatif dari virus La Plasma. Ia pun merasa sangat bersyukur. Ia juga sudah memberi kabar keluarganya.
Marini menerima kabar itu langsung sujud syukur. Ia akan segera terbang ke Jakarta bersama dengan suaminya. Ia sungguh merindukan putrinya.
"Kamu kenapa, Sayang?"
"Mas, akhirnya Sakila sembuh. Kita akan segera ke Jakarta."
"Mar, kita nggak bisa ke sana. Seluruh tempat di lockdown. Bagaimana bisa kita sana?"
Marini pun terdiam. Padahal ia sangat merindukan putrinya. Ia juga merindukan cucu pertamanya. Namun sebuah jarak memisahkannya.
Keduanya saling menatap dalam sebuah keheningan malam. Ada sebuah kata yang tersirat namun tak dapat diucapkan secara sederhana. Hubungan mereka mulai terasa sangat canggung tidak seperti dulu. Semua berubah dalam suatu waktu.
Kebahagiaan menyelimuti Lara bersama Syahid. Kehadiran Barra membuat hidup mereka makin berwarna.
