Sejak kemarin malam Mita menatap sebuah jejak bisunya. Ia tidak habis pikir kalau kehilangan sosok keluarganya. Ia menyesal telah memilih jalan yang salah.
"Seharusnya aku nurut apa kata mereka, tapi bagaimana caranya aku membuat mereka percaya kepadaku?" pikir Mita dalam keheningan malam di bawah sang rembulan malam. Ia mulai menghela napas berat. Ia berusaha membendung perasaannya. "Mungkin aku harus bertindak secepatnya," imbuhnya. "Semua ini karena Bobby sialan itu!"
Sebuah tangan menyentuh bahu Mita yang sedang duduk di taman belakang resort tempat dia menginap.
"Sendirian aja?"
Mita pun mengangguk.
"Mit, dua hari lagi persidangan kamu dengan Bobby di Pengadilan," ujar Erlan. "Tapi kamu nggak usah khawatir karena aku sudah menyewa pengacara."