Hitam putih kehidupan membuat jalan pikiran Mita semakin kacau. Ia bahkan beberapa bulan lalu sempat depresi. Kini dia mulai menata kembali hidupnya yang sempat teracak-acak. Ia berupaya bangkit kembali. Dia mulai berkata, "Aku akan memulai kembali!"
"Mit, kamu jadi buat.... "
"Iya, minggu depan aku pulang menemui ibu dan ayahku, Lan."
"Baiklah, aku akan membelikan tiket pesawatnya."
"Makasih, Lan."
"Sama-sama, Mit."
Erlan pun pergi sejenak, ia ingin mengambil ponselnya yang tadi baru dicharge. Lalu dia melihat sebuah pesan singkat dari mamanya.
'Erlan, mama minta kamu segera pulang, Nak. Papa kamu kritis!'
Kedua mata Erlan terbelalak, "Kritis?" ulangnya dengan lirih. Ia selama ini tidak tahu kalau papanya mengidap penyakit jantung koroner hingga masuk rumah sakit. Ia pun tertegun dengan lamunan.