Setelah kondisi Lara kembali pulih. Syahid memesan tiket untuk ke lombok. Ia akan menghabiskan sepekan bersama istrinya sebelum dia memulai tugasnya untuk menangani kasus La Plasma.
"Kita akan liburan sepekan, jadi kita akan quality time bersama," ujar Syahid.
"Iya, Mas. Semoga Allah segera menitipkan bayi mungil dalam hidup kita ya."
Syahid pun tersenyum lalu memeluk Lara dengan hangat. "Iya, Insyaallah. Allah akan memberikan kita titipan bayi mungil."
Lara pun tersenyum, ia ingin sekali bisa memiliki keluarga kecil bahagia. Baginya rumah terindah adalah sebuah keluarga. Cinta sejati hanyalah dalam keluarga yang harmonis.
Syahid meraih kedua tangan Lara, lalu ia pun mengenggamnya begitu erat. Tatapannya bagaikan sebuah busur panah yang siap menancap ke hati. Jantung Lara mendadak begitu bergetar hingga aliran darahnya mengalir begitu deras. Deru napasnya tidak beraturan sama sekali. Rasanya ia merasa seperti naik trampoline meloncat-loncat setinggi mungkin.