Pov Haslan.
Rintik-rintik menjelma menjadi candu dalam sebuah rindu tuk bertemu denganmu. Kamu sangatlah berbeda dengan yang lainnya. Begitu teduhnya kedua matamu mengisyaratkan kata.
Mengenalmu adalah hal yang terindah. Suara tetesan menjelma menjadi rindu-rindu yang tidak bisa aku katakan. Rasa ini sungguh sulit ku terjemahkan dalam bibirku yang tidak pernah bisa mengungkapkan.
Ku pejamkan kedua mata ini. Ku harap kau bisa mendengar isyarat hatiku dalam sunyinya perasaan yang berkecamuk dengan harapan kau bisa merasakan rasaku.
Ku tarik napasku dalam-dalam. Ku bayangkan dirimu di depanku dengan senyuman bagaikan bulan sabit yang menghiasi langit malam. Cintaku masih sama untukkmu. Tapi pantaskah aku masih menginginkan separuh hatimu tuk kembali? pikirku.
Masihkah ada ruang untukku berbincang atau sekedar mengagumimu.
"Haslan!"
Aku tersentak melihat Kara di hadapanku dengan berkaca pinggang. Ia memincingkan kedua matanya. Lalu ia mencondongkan wajahnya ke hadapanku.
"Apa kamu masih memikirkan wanita sialan itu?!" tukas Kara dengan tatapan penuh kecurigaan. Ia selalu cemburu bila aku masih memikirkan dia yang selalu menari dalam anganku.
*
Pov Lara.
Perasaan itu bagaikan angin yang berhembus. Tiada rasa yang mampu ku sampaikan kepada gerimisnya malam yang mengundang sebuah rindu tak berujung kepada sang waktu. Jika benar kau takdirku. Harapanku ingin mengenalmu lebih dari itu dan menjadikanmu sebagai semestaku.
Kita bertemu karena takdir. Tapi aku tidak ingin kecewa dalam harapanku yang terlukis dalam secangkir kopi hangat bersama rindu.
Tatapanmu membuatku tak bisa terlepaskan. Rasa gugup selalu datang bila ku berjumpa denganmu. Kamu adalah aroma surga yang ku rindukan. Mungkinkah kamu akan merasakan cinta yang ku pendam diam-diam?
Suara petir mengelegar hingga membuat malamku makin mencekam. Dinginnya malam tidak sedingin hatimu. Kamu nampak sempurna dengan keimanan, ketaqwaan dan kebaikanmu. Hal itu membuatku jatuh hati terhadapmu.
Jika kamu jodohku maka aku ingin semesta memberikan kita dalam menuju hari yang bahagia seperti yang tertulis dalam surah An-Nur ayat 26. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَا لْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِ ۚ وَا لطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَا لطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِ ۚ اُولٰٓئِكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَ ۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ
al-khobiisaatu lil-khobiisiina wal-khobiisuuna lil-khobiisaat, wath-thoyyibaatu lith-thoyyibiina wath-thoyyibuuna lith-thoyyibaat, ulaaa`ika mubarro`uuna mimmaa yaquuluun, lahum maghfirotuw wa rizqung kariim. Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
Aku sudah lelah dengan terjatuh dalam cinta yang salah. Hanya ingin mencintai dan cintai atas cinta berselimut kepada Allah SWT semata.
Ku tutup jendela kamarku, lalu aku mulai mengambil wudhu sebelum tidur. Setelah itu aku segera naik ke ranjang karena kantukku sudah tidak tertahan lagi. Ku baca dulu doa agar tidak ada setan yang datang dalam tidurku.
Setelah membaca doa. Aku langsung menarik selimut. "Semoga esok akan lebih baik," gumamku dalam hati.
*
Tubuh Mita bergemetar. Ia merasakan kepalanya sangat penuh. Ia mengingat kejadian itu. Teriaknya semakin histeris.
Erlan pun terbangun mendapati Mita yang duduk di sudut ruangan kamar. Ia pun berjalan lalu menghampiri Mita.
"Mit, kamu nggak usah takut, karena aku akan selalu bersamamu," ucap Erlan dengan lirih, ia memeluk Mita yang sedang ketakutan setengah mati bila mengingat kejadian itu."Apapun yang terjadi aku akan selalu bersamamu," ujar Erlan.
Mita hanya diam, ia merasakan dirinya sangat hancur sekali. Dia ternoda dengan pria hidung belang. Ia tidak menyangka harus merasakan rasa menjijikan itu.
Mendadak perut Mita terasa mual, ia pun muntah berlari ke kamar mandi. Ia merasa tidak enak badan hingga Erlan menemukan Mita pingsan di dalam sana.
Erlan langsung mengendong Mita kembali ke ranjangnya. Ia menelpon dokter untuk ke rumahnya.
"Semoga tidak terjadi sesuatu," gumam Erlan.
Lima belas menit kemudian. Dokter Kate datang memeriksa kondisi Mita.
"Selamat pak Erlan istri anda hamil."
Erlan hanya dapat melongo dan kedua matanya terbelalak. "Hamil?" ulang Erlan.
Mita masih belum sadarkan diri. Ia berjanji tidak akan mengungkit kehamilan Mita sementara. Hingga kondisi Mita benar-benar sembuh.
"Aku berjanji akan menikahimu, Mit. Aku nggak peduli meskipun anak ini bukan darah dagingku," kecupan mendarat di kening Mita. "Selamat malam, Mit."
Erlan pun keluar dari kamar Mita. Ia berjalan ke luar mengantar dokter Kate.
"Ini resep yang harus anda tebus," dokter Kate memberikan kertas resep ke Erlan untuk Mita. Ia tidak menyangka kalau Mita hamil. Ia juga sudah menyelidiki kasus pelecehan seksual terhadap Mita hingga menjadi depresi.
Ponsel Erlan berdering. Ia pun langsung mengangkat panggilan itu.
"Halo selamat malam, Bos."
"Iya. Apa kamu sudah mencari Bobby Anwar? " Erlan terlihat sangat kesal sekali. Dia sudah mengetahui bahwa pelaku sebenarnya adalah Bobby Anwar pemilik agensi model. Dia berharap jika Bobby Anwar segera untuk ditangkap oleh pihak kepolisian.
"Sialan! Dia harus membayarnya!" Erlan mengeram dalam hati.
"Bos!"
"Seret dia ke hadapanku! Aku akan patahkan lehernya!" Erlan terlihat murka. Ia akan membuat pria itu berlutut di hadapannya.
"Baik, Bos! Saya akan melakukannya."
"Jika kamu berhasil. Saya akan memberikanku uang imbalan seratus juta!" cetus Erlan.
"Baik, Bos."
Sambungan telepon telah dimatikan Erlan. "Sialan Bobby! Dia akan mampus!"
Erlan langsung menelpon sekertarisnya di MJ Group.
"Halo!"
"Jihan, kamu bekukan dan batalkan seluruh kerjasama kita Bobby Anwar!"
"Baik, Pak."
Panggilan langsung dia matikan.
*
Di sebuah club malam. Cahaya gemerlap lampu. Suara dentuman musik begitu kencang. Hingga terlihat penuh di lantai dansa.
"Bos, bagaimana kalau Mita lapor ke polisi?"
Bobby hanya tersenyum kecut, "Mita nggak akan pernah melapor. Kamu tenang saja," ucapnya sambil meneguk red wine dalam gelas sloki.
Bobby pemilik Beauty Agensi tempat Mita bekerja. Ia memang menyukai Mita sejak dulu tapi Mita selalu menolak dia berulang kali hingga dia tega menjebak Mita dalam satu malam.
"Biar tahu rasa! Sok jual mahal! Sok suci!" umpat Bobby dalam hati sambil menyeringai.
Seorang wanita cantik datang. Ia terlihat mulai mengerayangi Bobby tangannya dengan lincah sekali. Hingga membuat Bobby menepiskan tangan wanita itu.
"Singkirkan tanganmu," desis Bobby mencengkal tangan wanita itu yang sangat lihai bergerilya.
"Polisi!" teriak pengunjung club.
"Bos!" panggil laki-laki muda.
"Bobby Anwar! Kami tangkap dengan kasus perdagangan wanita!" polisi itu mulai memborgol Bobby.
"Lepasin saya, Pak! Saya tidak melakukan itu!" Bobby berusaha memberontak.
"Silahkan, anda jelaskan di kantor polisi," kata polisi pria bertubuh kekar dan kokoh.
Bobby ditahan sendiri sedangkan asistennya malah kabur meninggalkannya.
*