Sudah tercium aromanya. Hujan adalah alunan nada yang begitu romantis tiap tetesnya. Ku memejamkan kedua bola mata ini berharap semua baik-baik saja. Lalu ku ulurkan tanganku mengadah di bawah tetesan hujan. Ku rasakan tiap tetesannya.
Hujan mengingatkan aku dengan sesuatu tentang sebuah kisah klasik. Di masa pertama kali aku jatuh cinta. Masa putih abu-abu lalu duduk berbonceng dengan dia. Sebelum kenangan itu terbakar hingga menjadi abu kebencian.
Hujan menghentikan antara aku dengan dia hingga menepi di sebuah tempat untuk berteduh di bawah jaket yang dia pakai.
Aku dan dia mulai menikmati hujan bahkan aku masih sekilas mengingat kenangan itu.
"Ra, apa kita akan selamanya?" tanya Haslan ke aku.
"Entahlah, aku juga tidak tahu, Lan. Hubungan kita aja diam-diam. Bahkan ibumu tidak menyukaiku. Bagaimana bisa kita bersama."
"Ra, bagiku cukup satu cinta untuk membuat kita bisa berdiri dan berjuang bersama. Aku akan selamanya mencintaimu," ucapnya.