"PLAK!"
Tamparan melesat tepat di pipi Neta hingga tersungkur ke lantai ruang apartemen.
"Dasar pelakor!" Kara pun menjambak rambut Neta hingga mendongak ke atas. "Kau itu pelakor!" berulang kali dia memaki hingga menampar wajah Neta.
Neta meringis kesakitan, ia bahkan harus menahan cacian. Ia pun memohon ampun namun sebuah tendangan dia dapatkan. Hingga ia harus meringis kesakitan.
"Aku mohon mbak lepasin!" rintih Neta. "Sakit mbak!"
Kara pun menyeret Neta ke dalam bath up. Ia mengikat tubuh Neta lalu mengisi penuh air dalam bath dan menambahkan es batu. Tubuh Neta mengigil. Sedangkan Kara tertawa puas lalu pergi.
"Semoga saja kamu mati!" sumpah serapahnya. Kara tersenyum penuh dengan kemenangan melihat perempuan simpanan suaminya menderita. "Siapa suruh dia berurusan denganku?" gumamnya.
Sejam sebelumnya.
"Sialan!" umpat Kara sambil meremas surat dari pengadilan agama. Bibirnya bergetar, ia menatap dalam kekesalan. Sorot matanya memerah tajam.